Hemat energi itu mudah! “Ah, siapa bilang?” sanggah sebagian orang. Saat dihadapkan dengan isu hemat energi, dahi orang banyak yang berkerut karena berpikir bahwa itu adalah urusan para pembuat kebijakan di level atas. Semuanya bergantung pada sosok pimpinan, begitu paradigma lama yang masih juga bercokol dalam benak rakyat Indonesia sekarang ini. Padahal sudah bukan jamannya lagi menyerahkan masih kita pada segelintir orang saja. Kalau mereka yang harusnya peduli tetap menunjukkan ketidakpedulian, mengapa kita harus ikut-ikutan tidak peduli?
Akan tetapi sekali lagi, yang paling mudah sekalipun jika tidak dilandasi dengan tekad yang tulus dan sepenuh hati untuk melakukannya pastinya akan terasa sulit bukan main. Akan muncul banyak alasan untuk tidak melakukan yang harus dilakukan.
Nah, sudah saatnya kita melepaskan pola pikir seperti itu. Itu semua diawali dengan langkah-langkah kecil yang dilakukan oleh banyak orang. Mungkin remeh kelihatannya tetapi jika dilakukan secara bersamaan, dampaknya akan luas dan masif.
Langkah 1: Matikan lampu jika tidak diperlukan
Tidak cuma memangkas biaya rekening listrik bulanan kita, mematikan lampu akan memperpanjang umur lampu yang kita pakai di rumah, kantor dan sebagainya.
Langkah 2: Pilih kipas angin daripada AC
Saat memungkinkan (yang semua itu tergantung pada si pemilik), penggunaan kipas angin akan terasa lebih bijak dibandingkan dengan pendingin udara alias AC yang jumlah penggunaan energinya lebih besar. Menurut EECCHI, kipas angin hanya menghabiskan energi sepersepuluh dari AC. Selain menggunakan freon yang berbahaya untuk lapisan ozon di atmosfer kita, AC juga lebih merepotkan pemasangannya. Agar efektif dan terasa, kita harus melakukan penyekatan di sekeliling ruangan yang dipasangi AC. Untuk pemasangan kipas angin, kerepotannya lebih rendah.
Langkah 3: Gunakan kembali botol minum plastik
Membeli air mineral bukan pilihan paling bijak memang, tetapi kita tidak bisa hindai 100%. Namun jika memang terpaksa membeli, jangan buang begitu saja setelah satu kali digunakan. Isi kembali botol air mineral yang sudah kita beli jika membutuhkan saat di perjalanan. Ini memang bukan cara paling sehat karena saya pernah baca menggunakan air di botol plastik seperti itu secara berulang kali akan mengikis lapisan plastiknya dan kandungan plastik itu sedikit demi sedikit bisa terminum oleh kita. Namun, di sisi lain kita juga perlu mempertimbangkan bahwa 90% dari seluruh botol plastik itu tak didaur ulang dan hanya dibiarkan terserak di tempat penampungan sampah yang akhirnya akan mencemari tanah dan air dan laut kita.
Langkah 4; Cintai produk lokal
Belilah produk lokal saat memugkinkan. Nabi Muhammad juga menyarankan memakan makanan yang jaraknya hanya perjalanan semalam dengan unta, jika tak salah. Kita akan mendukung perekonomian masyarakat lokal sambil berhemat energi dan membantu mengurangi emisi karbon. Masalahnya saat ini masih banyak produk Indonesia yang harus ditingkatkan kualitasnya agar konsumen dalam negeri mau memakai dan meninggalkan produk impor. Ini PR besar untuk pengusaha Indonesia dari yang mikro sampai kelas paus. Bukan hal yang mengherankan jika konsumen lebih memilih produk yang lebih murah atau memiliki selisih harga yang tipis dan lebih berkualitas karena pengusaha kita pun masih banyak yang abai dengan kebersihan, kualitas dan sebagainya. Saya mendengar teman yang lebih memilih berbelanja sayur mayur di supermarket modern yang harganya lebih mahal daripada di pasar tradisional yang lebih murah. Alasannya karena pedagang sayur kita jorok. Bahan makanan ditambah zat-zat yang berbahaya. Siapa yang tidak takut kalau begitu? Urusan makanan kan urusan kesehatan taruhannya. Inilah masalah yang masih perlu dipikirkan solusinya. Bolehlah kampanyekan cintai produk dalam negeri tapi apakah produk dalam negeri itu sudah pantas dicintai atau belum?
Langkah 5: Gunakan tas belanja bukan tas plastik sekali pakai
Ini termasuk yang agak susah dilakukan. Apalagi kalau belanja itu dilakukan secara tak terencana. Tapi untuk ibu-ibu yang biasa berbelanja bulanan, agak keterlaluan rasanya kalau setiap barang yang dibeli di supermarket harus dibungkus plastik, padahal untuk membawanya saja pakai kereta dorong dan langsung dibawa ke mobil. Apa perlunya pakai plastik coba? Yang lebih peduli lingkungan pasti akan lebih memilih menggunakan tas belanja dengan bahan kain atau kertas yang lebih mudah terurai.
Langkah 6: Matikan kran saat menyikat gigi
Dengan mematikan kran air saat menyikat gigi, akan dihemat air bersih tak kurang dari 5 liter per hari. Sama juga halnya dengan mematikan pancuran air saat kita sedang menggosokkan sabun ke badan. Air akan terbuang percuma, di saat kita tidak membutuhkannya. Mubazir!
Langkah 7: Insulasi wajib!
Pastikan pintu dan jendela tertutup rapat saat AC digunakan dalam ruangan apapun. Tak cuma itu, membuka pintu dan jendela terlalu lama juga akan membuat udara dingin keluar dan sia-sia saja energi yang dihabiskan AC untuk mendinginkan udara di dalam. Dan afdolnya, penyekatan ruangan yang menyeluruh harus dilakukan agar udara dingin menyebar lebih efektif tanpa menyalakan AC hingga ke suhu terendah. Jika penyekatan maksimal, dengan dipasang di suhu 23-25 derajat Celcius pun, udara sudah terasa nyaman dan sejuk.
Langkah 8: Naik kendaraan umum
Gunakan transportasi umum (tidak termasuk ojek atau taksi) atau gunakan mobil bersama dengan orang lain.
Langkah 9: Gunakan 2 sisi kertas
Pakai selembar kertas di kedua sisinya untuk menulis dan mencetak. Jika ada kertas bekas yang masih kosong, pakai saja untuk mencetak dokumen tak resmi atau untuk corat-coret.
Langkah 10: Gunakan tisu dengan bijak
Gunakan kertas tisu dengan bijak dan gunakan handuk yang dapat digunakan berulang kali jika memungkinkan.
Langkah 11: Pilih laptop daripada desktop
Energi yang dihabiskan untuk laptop lebih hemat 80% jika dibandingkan dengan desktop. Tentu tidak semua orang harus menggunakan laptop. Jika sangat diperlukan, menggunakan desktop boleh saja.
Langkah 12: Jaga suhu AC di 24-26 derajat
Pastikan suhu AC diatur di antara 24-26 derajat celcius. Ini suhu yang paling sehat. Terlalu dingin akan membuat jari jemari susah mengetik dengan cepat dan benar.
Leave a Reply