Sebagai orang yang baru mengenal yoga, saya belum pernah mendengar istilah “anuloma biloma pranayama“, bahkan jika saya sudah mendengar pun saya masih belum memahami penerapannya dalam praktik yoga sehari-hari.
Menurut Mark Stephens dalam bukunya “Teaching Yoga”, “anuloma” artinya dengan butiran; mengacu pada gerakan atau pernafasan. Sementara “biloma” yakni berlawanan dengan rambut, berlawanan dengan urutan. Jika digabungkan kedua kata ini juga bisa diartikan sebagai “alternate breathing”, yakni bernafas melalui 2 lubang hidung secara bergantian. Gunanya untuk menyeimbangkan sistem tubuh kita (Asmarani: 9, 2011). Sebagian menyebut anuloma viloma (biloma) pranayama sebagai “nadi shodana”. Nadi maknanya saluran energi dalam badan manusia, sehingga bisa diartikan nadi shodana bermanfaat untuk membersihkan nadi-nadi dalam badan agar lebih bersih, seperti dikutip dari buku “Hatha Yoga Pradipika” dan “Shiva Samhita” melalui Devi Asmarani. Menurut Muktibodhananda (166: 1993) melalui Mark Stephens (258: 2010), Praktik pernafasan berganti lubang hidung dikatakan dapat mengaktifkan dan menyeimbangkan ida dan nadi pingala dan menyelaraskan bagian-bagian otak kita.
Kita dapat mengajarkan teknik anuloma viloma pranayama sebagai berikut:
– Duduk dengan tenang dan tegak dan lakukan pernafasan ujayyi selama beberapa menit.
– Lipat jari telunjuk dan tengah sementara 3 jari lain tetap terbuka. Hasilnya tangan kita terlihat seperti capit/ ketam. Gunakan ujung ibu jari dan jari manis ke kedua sisi hidung untuk membuka dan menutup aliran nafas nantinya. Letakkan jari-jari dengan tekanan yang merata pada kedua sisi hidung untuk mempertahankan sentuhan tanpa menutup total kedua lubang hidung.
– Sembari melanjutkan pernafasan ujayyi, variasikan tekanan pada jari-jari. Rasakan sensitivitas yang lebih tinggi pada efek penyesuaian jari jemari yang lebih cermat. Rasakan bahwa dengan perbedaan penekanan yang sedikit saja, perbedaannya terasa pada pernafasan.
Leave a Reply