Mengajar yoga tampak mudah. Tinggal beri perintah ini itu, seseorang bisa dibayar lumayan tinggi. Tunggu, apakah betul demikian? Tidak juga.
Ini saya alami sendiri. Saat seorang guru yang biasa mengajar tidak ada, saya didaulat mengajar secara spontan di depan peserta lain padahal jelas-jelas saya tak berpengalaman untuk itu. Suara saya tak lantang. Instruksi saya tak jelas. Saya dianggap bisa mengajar hanya karena saya bisa melakukan asana-asana menantang lebih baik daripada yang lain. Konyol memang.
Sejak itulah saya sadar, profesi guru yoga tidaklah mudah. Dan pantas jika ia harus dibayar sedemikian tinggi karena dibutuhkan pengalaman, pengetahuan dan jam terbang yang begitu tinggi untuk bisa mengajar dengan baik dan kompeten. Sebaik apapun memperagakan asana, seseorang tetap belum dapat menjadi guru yang baik karena ia belum melakukan latihan dan persiapan yang matang.
Istilah “instruktur yoga” dan “guru yoga” mungkin terdengar sama, dan membawa makna serupa. Tetapi jangan salah, keduanya memiliki makna yang berbeda. Pengertian instruktur merujuk pada seseorang yang memberikan perintah atau instruksi bagi orang lain. Kedalamannya tentu berbeda dibandingkan dengan “guru yoga” yang tidak hanya sekadar memberikan instruksi tetapi juga memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai dalam bidang yoga.
Seorang guru yoga juga mengetahui benar apa yang ia lakukan saat mengajar. Ia tahu letak tulang ekor dan bisa membantu murid menemukan letak tulang ekor sehingga merasakannya saat berlatih untuk menambah kesadaran (awareness), tidak hanya memberikan perintah “masukkan tulang ekor” atau “scoop your tailbone” berulang kali sepanjang kelas. Atau saat harus melakukan ujayyi breathing, atau pernafasan ujayyi, yang lazim dilakukan di saat melakukan asana. Seorang guru mampu menjelaskan pada murid dengan baik dan jelas bagaimana melakukan ujayyi breathing, yaitu dengan mencontohkan menghembuskan sebagian nafas melalui rongga mulut seperti saat ingin membuat kaca berembun dengan nafas keluar kita, hanya saja dalam ujayyi breathing, mulut harus terkatup rapat.
Guru yoga yang kompeten juga memiliki pengetahuan tentang asana, dan filosofinya. Ia memahami bahasa Sanskrit yang sering digunakan dalam yoga. Tidak hanya bisa menghafal dan memamerkannya saat mengajar di depan murid tetapi juga harus bisa menjelaskan maknanya. Inilah yang disebut guru yoga yang benar-benar berwawasan yoga.
Leave a Reply