Sering marah? Merasa temperamental tiap saat? Saatnya mengingat nasihat Nabi Muhammad tentang mengendalikan amarah agar tidak menjadi bumerang bagi kita.
Senada dengan saran Rosul, hasil sebuah studi ilmiah menyebutkan bahwa mereka yang sering marah-marah secara tiba-tiba berisiko lebih tinggi menderita serangan jantung atau stroke terutama dalam 2 jam pasca lepas kendali. Itulah pernyataan peneliti Elizabeth Mostofsky,seorang instruktur di Departemen Epidemiologi Harvard School of Public Health, Dr. Murray Mittleman, juga Harvard School of Public Health, dan para koleganya di Beth Israel Deaconess Medical Center dan New York-Presbyterian
Hospital mengatakan mereka dengan penyakit kardiovaskuler memiliki risiko tersebut.
Para peneliti mencermati data dari 9 studi dari tahun 1966 sampai 2013 yang melibatkan ribuan orang dan menemukan bahwa risiko serangan jantung naik sampai sekitar 5 kali dalam 2 jam setelah kemarahan. Di samping itu, risiko stroke naik 3 kali lipat.
Studi yang dipublikasikan di European Heart Journal ini menemukan bahwa sekali meletupkan amarah dalam sebulan pada seseorang memiliki risiko penyakit jantung yang rendah berkaitan dengan satu serangan jantung ekstra per 10 ribu orang per tahun tetapi risiko ini meningkat menjadi 4 serangan per tahun per 10 ribu orang.
Lima kali marah tiap hari akan menghasilkan sekitar 158 serangan jantung tambahan per 10 ribu jiwa per tahun atau sekitar 657 serangan jantung ekstra per 10 ribu jiwa pada orang-orang dengan risiko tinggi, ujar peneliti.
Temuan ini memang tidak serta merta mengklaim bahwa kemarahan menimbulkan masalah peredaran darah dan jantung. Studi-studi lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami kaitan dan menemukan jika strategi pengurangan stres seperti yoga (nah!) dapat membantu