Baca sebelumnya: Prabowo Subianto di Mata Lee Kuan Yew (1)
Di halaman 316 memoarnya, Lee Kuan Yew menyinggung tentang kepribadian Prabowo di mata Suharto yang dianggap “cerdas dan ambisius tetapi impulsif dan gegabah.” Berikut kutipan dari halaman tersebut:
“The most grievous error of all was his balancing act in appointing General Wiranto as chief of the armed forces while promoting his son-in-law Prabowo Subianto to be liutenant-general and chief of Kostrad (the Strategic Forces). He knew that Prabowo was bright and ambitious, but impetuous and rash.” (From Third World to First, p.316)
Seperti kita ketahui bersama, Wiranto juga mengajukan diri sebagai calon presiden tetapi sayangnya gagal di tengah jalan. Akhirnya dengan mengingat sejarah permusuhannya dengan Prabowo tersebut, partainya Hanura merapat ke kubu lawan Prabowo. Anda dapat baca di situs resmi Wiranto.com, dukungan pada Jokowi dan Jusuf Kalla tampak sangat kental. Langkah Wiranto terbilang cukup jitu dan membuat partainya lebih “aman” meski pergulatan dengan pihak Prabowo-Hatta akan jauh lebih alot tetapi setidaknya ia bersama mendukung Jokowi yang dielu-elukan para investor.
Di sini, Lee seakan tahu bahwa Suharto membuat kesalahan besar dengan mengangkat keduanya bersamaan di posisi-posisi puncak militer negeri ini. Akan tetapi Suharto toh tetap melakukannya. Apakah itu karena desakan sang anak Titiek, atau karena status Prabowo sebagai anak menantu, atau karena Suharto masih berharap Prabowo akan bisa berubah menjadi pribadi yang lebih matang dan bijak? Entahlah, tetapi penggunaan kata “grievous” mengacu pada sesuatu yang “berakibat serius dan menimbulkan penderitaan atau rasa sakit yang hebat” (Longman Dictionary of Contemporary English, hal 172). Penekanannya tergolong berat karena disandingkan dengan kata “error”. Atau Suharto sedang bertindak gegabah juga saat mengangkat Prabowo? Bisa jadi.
Dalam alinea selanjutnya, Lee menguraikan bahwa dirinya bertemu Prabowo dalam dua kesempatan makan siang di ibukota. Yang pertama pada tahun 1996 dan kedua 1997, sebelum kejatuhan Suharto Mei 1998. Kali ini Lee tidak segan mengutarakan opininya mengenai kepribadian Prabowo menurut pengamatannya. “He was quick but inappropriate in his outspokenness,”tulis Lee di halaman 316. Kata “quick” menurut Longman Dictionary of Contemporary English bisa membawa banyak makna jika kita membicarakan perangai seseorang “cekatan” (moving or doing something fast) atau “pandai” karena mampu belajar dan memahami dengan cepat (able to learn and understand things fast). Yang ketiga, “quick” juga bisa dimaknai “cepat naik darah”, misalnya “have a quick temper” yang artinya “to get angry very easily”. Entah yang mana makna yang hendak disampaikan Lee, tetapi Anda bisa berspekulasi secara logis dengan mengamati tindak tanduk dan cara bicara Prabowo selama ini tampil di depan publik.
Lee Kuan Yew menangkap sinyal aneh dari Prabowo yang menemuinya pada tanggal 7 Februari 1998, kurang lebih tiga bulan sebelum Mei berdarah itu. Prabowo menemui Lee dan Perdana Menteri Singapura saat itu Goh Chok Tong secara terpisah di Singapura. Yang disampaikan Prabowo, kata Lee, adalah sebuah pesan yang “aneh”, isinya adalah peringatan singkat mengenai risiko yang dihadapi kaum keturunan Tionghoa di bumi nusantara. Prabowo mengatakan bahwa warga keturunan itu menghadapi risiko karena jika ada hal tak diinginkan terjadi, “kerusuhan” tulis Lee, mereka akan terluka sebagai kaum minoritas.
Tak ketinggalan jendral baret merah itu menyebutkan pengusaha Sofyan Wanandi (ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia 2008- 2013) dalam percakapannya. Sofyan yang keturunan Tionghoa (meski secara de facto lahir di Sawahlunto, Sumbar) itu dianggapnya benar-benar berada dalam risiko tinggi karena statusnya sebagai “minoritas ganda”, seorang dengan darah keturunan dan berkeyakinan Katholik pula! Apakah juga karena Sofyan adalah sosok yang kritis dan vokal terhadap status quo? Sebagaimana diketahui, rekam jejak Sofyan adalah mantan aktivis 1966 dengan pengalaman segudang di bidang ekonomi, birokrasi dan politik (sumber: Wikipedia), yang membuatnya menjadi seorang minoritas dengan keberanian yang luar biasa untuk menyuarakan aspirasi diri dan kaumnya.
(Selanjutnya: Prabowo Subianto di Mata Lee Kuan Yew-3)
Apik mas,..disertai sumber2 agar lebih baik.
Tulisan dari orang pintar memang bermanfaat dan enak dibaca………. harusnya ini dibaca banyak generasi muda…supaya pintar.
Terima kasih buat Penulis.
Saat ini , saya pegang buku “The Singapore Story , Memoirs of LEE KUAN YEW,” Times Edition, halaman 316, kalimat tersebut saya tidak ketemu..
Bukunya berjudul “From Third World To First. The Singapore Story:1965-2000” (edisi tahun 2000) terbitan Times Media Private Limited.
Itu kan orang asing yang bicara menurut sy kenapa kt terpengaruh,tdk perlu,dan tdk penting, Yg jelas kt sdh negara merdeka dan berdaulat,jadi rakyatnya ya merdeka dan berdaulat,kalau terpengaruh mana jiwa patriotisme,intinya apapun yang terjadi di Indonesia itu urusan intern Indonesia,dan kitapun sebaiknya harus: arif dan bijaksana,supaya kita tdk dijajah lagi bangsa lain.
yang menembaki kelinci akan tertembak juga. prabowo sebaiknya kena coup(pemberontakan) juga kalo dia jadi presiden
terlepas dr mslh prabowo bnr atau tidak, harusny pnulis mlapirkan bukti yang otentik brsrta yg bersesuain dgn tgl kejadian, jgn cm berpatokan sm buku yg hasil karya manusia jg, gw hidup skrg yg gw th skrg, dan gw lht JELAS klhatan yg ambisius siapa… namanya amanah harus dituntaskan smpai akhir,
Semua media baik dalam dan luar negeri juga sudah mengetahui dengan jelas, siapa yg secara pribadi berambisi mau jd presiden. Dari penampilan, keseharian, latar belakang, dan gaya bicara nya saja sudah jelas. Hanya pendukung no 1 saja yg sudah dibutakan dan di doktrin dgn alasan2 yg bodoh ditambah dengan memanipulasi agama supaya bisa melanggengkan pembodohan bangsa ini lebih lama lagi. Semoga Tuhan tidak merestui kebatilan terus menerus menguasai Indonesia. Amin
Apakah ini sindiran yang halus terhadap Jokowi?
Mungkin bisa diperbaikin bahasa inggrisnya agar bisa mengerti maksud sebenarnya dari quick but inappropriate in his outspokeness karna translation anda jauh dari makna aslinya. Quick in his outspokeness maksudnya cepat tapi kurang sopan dalam keterbukaannya.
Terima kasih untuk masukan Anda.
Ini baru berita menarik karena berdasarkan catatan dari seorang Lee Kwan Yew. Kata “quick” yg dimaksud nya pastilah “cepat naik darah” seperti yg kita liat belakangan ini…
Cekatan tapi suka kelepasan ngomong(menyerang).. setiap kata Inggris yg disambung dengan but selalu yg satu positif dan yg satu negatif atau sebaliknya. Tidak ada yg dua2nya negatif, misal he is lazy but stupid . yang ada misal genius but temper. …..
Sebaiknya kita hati2 menggunakan ‘pastilah’ sebab resiko keliru. “Quick” bisa di artikan macam2, positif ataupun negatif. Memang Prabowo kurang mampu mengendalikan emosi nya dan seringkali mengucapkan kata2 kasar. Kurang pantas jadi seorang pemimpin, apalagi memimpin negara yang lumayan besar dgn rakyat banyak. Kita mendambakan pemimpin yang agung, dewasa dan patut dihormati tingkah laku nya, ksatria, berani mengakui kesalahan yg terlanjur dilakukan. Apakah Prabowo memenuhi kriteria2 ini? Fakta yg bicara!
Prabowo memang terkenal tegas dan selalu sedikit temperamental, namun kita tidak pernah tau seperti apa maksud sebenarnya di hatinya… Btw, nice post bro..
LKY sama dan sebangun dengan Soeharto,
diktaktor, koruptor dan sampai hari ini anak nya LHL ber kuasa.
Coba tanya warga negara Singapura mengenai LKY dan LHL, yg ada pasti sumpah serapah.
Jeruk kok mengomentari Jeruk, wkwkwkwkwkwkwkwkwk
No, LKY lain dari Suharto. Walaupun ia bertangan besi, LKY bukan koruptor. Teman2 saya warga Singapura bangga dgn LKY. Anaknya LHL jadi PM bukan karna nepotisme tapi karena ia memang pandai. Beda jauh se x dgn Suharto. Kita harus jujur dan realistis!
Menang atau tdk nanti menurut KPU, dimata saya Jokowi sangat dicintai rakyat, tanpa koalisi mcam-macam beliau bisa mendapat suara lebih 50% versi lembga quick count yg diakui RRI, walau RRI mau dicekal juga..damailah Indonesiaku
Didalam sejarah kita pernah dijajah 350 tahun,itu luka yang amat dalam,dan sekarang sdh merdeka ,mari wahai generasi muda tanamkan jiwa patriotisme,apa itu jiwa patriotisme,jiwa patriotisme itu kongritnya jangan mau diadu domba dan dipecah belah,ya NKRI harga mati,menghargai pemimpin2Nya,menghargai sesama anak bangsa,dan menjunjung tinggi falsafah negara yaitu PANCASILA.