
Zaman sekarang, kartu kredit lumrah digunakan. Meski di Indonesia masih rendah jumlah pemiliknya, tidak bisa dipungkiri trennya terus meningkat seiring dengan makin agresifnya bank-bank konvensional dalam menawarkan produk satu ini. Kartu kredit memang menggoda. Ia memudahkan kita dalam bertransaksi, bahkan hingga jumlah yang melebihi persediaan uang tunai yang kita miliki saat ini.
Namun, di balik kemudahan itu juga ada bahaya yang mengintai para pemilik kartu kredit. Terutama bagi mereka yang nafsu konsumsinya sangat tinggi, kartu kredit bisa menjadi bumerang yang akan menghantam kondisi keuangan cepat atau lambat. Ibu-ibu rumah tangga yang kerap lupa daratan tergiur diskon di mall, anak-anak muda yang belum mengetahui susahnya menghasilkan uang sendiri, para karyawan yang tak banyak bertransaksi demi kegiatan yang produktif adalah sebagian orang yang tidak dianjurkan memiliki kartu kredit. Seseorang misalnya bisa terperosok pada kemudahan kartu kredit dan menghabiskan gaji bulanannya cuma untuk melunasi tagihan-tagihan kartu kredit. Tak heran, ada orang yang menjuluki kartu ini sebagai “kartu setan”, “kartu laknat”, dan sebagainya.
Akan tetapi, lain kasus bila Anda adalah seorang pebisnis, entrepreneur yang cukup aktif bepergian dan bertransaksi bisnis. Untuk menunjang dan memperlancar aktivitas-aktivitas yang ingin dilakukan, pebisnis memerlukan kartu kredit. Katakanlah ia memerlukan tiket pesawat terbang atau memesan kamar hotel di luar kota. Semua akan lebih hemat waktu dan tenaga bila tersedia kartu kredit yang masih valid di dompet. Cukup menggunakan layanan online, semua terselesaikan dengan mudah dalam beberapa menit.
Dalam tinjauan agama Islam, seperti diketahui bersama masalah yang dihadapi dalam penggunaan kartu kredit ialah BUNGA yang mesti dibayarkan dalam cicilan angsuran, dsb. Memang bunga harus dihindari. Masalahnya apakah jika kita menggunakan kartu kredit, kita bisa menghindari terbebani iuran tahunan dan bunga? Bisa saja, asal kita tahu triknya.
Pertama, negosiasikanlah dengan bank penerbit kartu kredit itu supaya Anda tak diwajibkan membayar biaya atau iuran tahunan yang cukup besar. Caranya mungkin bermacam-macam. Anda bisa menjanjikan akan lebih giat bertransaksi dengan kartu kredit mereka, atau Anda bersedia dikurangi poinnya, dst. Ada banyak alternatif agar Anda bisa terbebas. Bagaimana jika bank menolak? Katakan saja Anda akan menutup kartu kredit. Mendengar Anda akan menutup tentu bank akan mempertimbangkan lebih serius permohonan Anda.
Lalu bagaimana agar Anda tidak terkena bunga dalam transaksi? Gunakan kartu kredit sebagai alat transaksi bukan penunda transaksi. Artinya, di akhir periode bulanan, begitu tagihan terkirimkan, bayarlah semuanya dengan lunas. Jangan tergiur untuk hanya membayar jumlah pembayaran minimal yang biasanya cuma 10 persen dari tagihan total. Tagihan total memang terasa meringankan secara sekilas tetapi begitu dikalkulasi secara keseluruhan, kerugian berada di sisi Anda karena Anda terbebani bunganya. Jika Anda bisa membayar tagihan sampai lunas, janganlah ditunda! Bunga kartu kredit sangat tinggi.
Hal lain yang harus dihindari ialah menarik tunai dengan kartu kredit. Alasannya adalah Anda akan dikenai bunga yang relatif tinggi. Karenanya, sebisa mungkin tahan diri agar tidak menarik tunai dengan kartu kredit Anda. Bunganya bisa mencapai 3 persen per bulan. Tentu ini sangat tinggi, bahkan jika dibandingkan bunga pinjaman atau bunga tabungan bank yang dihitung per tahun.
Leave a Reply