Siapa yang belum tahu artinya “meme”? Tidak usah malu karena memang kata satu ini masih termasuk baru.
Kata ini dikenal di dunia maya. Menurut Maria Veloso dalam “Web Copy that Sells” edisi ketiga, kata tersebut ditemukan pertama kali oleh Richard Dawkins di tahun 1976 (hal xxvii). Kata “meme” adalah portmanteau, alias gabungan dua kata yang berbeda dengan makna yang juga kombinasi kedua kata penyusunnya. “Meme” berasal dari kata “mime” dan “mimic”, yang mewakili gagasan budaya yang disebarkan dari satu orang ke orang lain dengan cara yang mirip dengan penggandaan gen dalam ilmu biologi, tulis Veloso masih di buku dan halaman yang sama. Meme disebarkan secara viral (layaknya virus yang berkembang biak secara liar dan luas) serta verbal.
Meme seringkali berupa olok-olok dan sindiran pada suatu fenomena, misalnya pernyataan atau perilaku sosok terkenal atau sebuah institusi yang berkuasa tetapi tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Jadi meme juga bisa digunakan sebagai alat kritik sosial bahkan politik, seperti dalam pilpres yang lalu. Saat kandidat membuat kesalahan dalam debat atau semacamnya, ada saja orang yang membuat dan menyebarkan meme unik melalui jejaring sosial.
Dalam dunia bisnis, masih menurut Veloso, meme berguna untuk membuat “keramaian” (perbincangan yang intens) atau buzz mengenai produk atau layanan tertentu (Web Copy that Sells, p. xxvii). Diskusi atau obrolan itu juga bisa seputar “online personae” (orang atau sosok tertentu dalam dunia maya).
Meski kebanyakan bernada satir dan komedi, bila kita cermati dalam perkembangannya meme juga bisa mengandung pujian meski secara sekilas ia tampak ‘menjatuhkan’. Ambil contoh saja saat Jokowi dikatakan sebagai pemeluk kepercayaan tertentu dan bersuku tertentu, berpaham politik komunis dan sebagainya. Semua itu dirangkum dalam satu kolase atau mozaik dari berbagai foto sang tokoh dan caption yang berbeda dan disebarkan begitu saja sampai ke mana-mana.
Leave a Reply