Pukul 6 pagi seperti ini adalah saat yang ideal untuk memulai hari dengan olahraga. Nah, mari kita mulai dengan olahraga mata:menonton SpongeBob Squarepants. Lain dari Doraemon, kartun satu ini cukup sering diputar ulang. Toh, tidak ada yang mengeluh bosan. Setidaknya tidak membosankan bagi stasiun TV itu, bukan?
Salah satu karakter yang paling sering muncul di SpongeBob Squarepants adalah kepiting pemilik dan pendiri Restoran Krusty Krab, Captain Eugene H. “Armor Abs” Krabs atau yang akrab disapa Mr Krabs.
Kalau saya amati, sosok Mr Krab ini lekat dengan gambaran seorang entrepreneur, pengusaha, pebisnis, dan profesi sejenisnya. Sayangnya, ia bukanlah deskripsi yang positif tentang pribadi seorang entrepreneur. Maka dari itu, saya sangat yakin Mr Krabs adalah satu alat cerdas yang dibuat sedemikian rupa oleh Stephen Hillenburg untuk mengkritisi kaum entrepreneur di abad ke-21.
Bisa dengan mudah ditemukan bahwa satu karakteristik yang paling menonjol dalam diri Mr Krabs ialah kerakusan. Kerakusan ini begitu didramatisir hingga membuat kita tidak hanya muak tetapi juga tertawa ngakak. Dalam berbagai episode, Mr Krabs kerap menyusahkan diri sendiri karena diperbudak uang. Ia tidak peduli menjual SpongeBob ke Chum Bucket sebagai taruhan kala berjudi dengan Plankton. Padahal kita tahu betapa setia dan patuhnya SpongeBob pada kepiting tua itu. Kerakusan Mr Krab pada keuntungan finansial jangka pendek itu membuatnya buta dengan hal-hal baik yang berada di luar kalkulasi untung rugi pedagang. Satu kutipan dalam video pelatihan Krusty Krab dari Mr Krab yang paling monumental ialah “The money is always right.”
Mr Krabs mendirikan bisnis restoran yang ‘sukses’, tetapi patut digarisbawahi bahwa kesuksesan itu datang bukan dari inovasi terus menerus. Namun, ia sukses lebih karena tiadanya persaingan. Satu-satunya rival bisnis ialah Chum Bucket yang berdiri di seberangnya. Sayangnya, CB juga restoran yang payah, tidak memiliki ciri khas karena pemiliknya si Plankton cuma terobsesi dari hari ke hari untuk mencuri resep rahasia Krabby Patty. Restoran-restoran lain seperti Sea Chicken Shack gagal karena berkualitas buruk, Kelp Shake yang memberikan minuman shakes yang membahayakan kesehatan konsumen dan Flabby Patty Shack yang sukses besar tetapi cuma seumur jagung. Menurut saya, ini sindiran yang menohok bagi para pengusaha yang sudah merasa di awang-awang, padahal dalam kenyataannya mereka belum apa-apa. Mereka sudah merasa sukses besar padahal kontribusi pada masyarakat luas belum seberapa. Memalukan.
Mr Krabs menunjukkan pada kita apa yang bisa dilakukan oleh uang pada sebuah pertemanan. Karena alasan kerakusan tadi juga, persahabatan Mr Krabs dengan Plankton yang sudah terjalin sejak masa kanak-kanak hancur sehingga mereka menjadi pesaing bisnis yang agresif dan culas bagi yang lain. Sebelum mendirikan restoran sukses Krusty Krab, Mr Krabs sebenarnya pernah membuka bisnis bersama dengan Plankton tetapi naasnya Pak Tua Jenkins yang menjadi konsumen pertama makanan mereka malah teracuni. Plankton dan Mr Krabs muda saling menyalahkan hingga tanpa sengaja terciptalah Krabby Patty dari bahan-bahan yang mereka tak sengaja jatuhkan. Malang benar si Plankton karena ia hanya mendapatkan satu bahan: chum (umpan dari bahan ikan yang dicacah dan minyak ikan).
Mr Krabs menjadi contoh yang buruk bagi para pengusaha juga karena sifatnya yang eksploitatif pada karyawan. Tidak segan ia membuat Squidward Tentacles dan SpongeBob Squarepants bekerja pontang panting padahal ia menggajinya dengan amat rendah (dalam episode Bummer Vacation, SpongeBob berkata bahwa satu nickel lebih tinggi dari penghasilannya setahun, padahal itulah satuan mata uang terendah). Lihat dalam episode Krabby Kronicle misalnya. Di sana kedua karyawan malang itu dieksploitasi dengan menjadi karyawan dalam dua bisnis Mr Krabs sekaligus: restoran Krusty Krab dan surat kabar Krabby Kronicle. Saya ragu apakah gaji mereka juga ditambah karena tanggung jawab mereka berlipat ganda terutama bagi SpongeBob yang bekerja keras di lapangan mengumpulkan berita, menuliskannya dan menerbitkan koran picisan itu dengan misi mengeruk untung sebanyak mungkin tanpa peduli orang lain, sebuah misi yang bertentangan dengan hati nuraninya.
Dari semua sifat buruknya itu, Mr Krabs juga memiliki beberapa kelebihan. Satu hal baik dalam diri Mr Krabs yang patut dicontoh entrepreneur ialah sikap kebapakan. Meski buruk dalam berbagai aspek, Mr Krabs masih bisa memberikan nasihat-nasihat baik bagi SpongeBob dan Squidward.
Hal lain yang patut ditiru dari Mr Krabs ialah bagaimana ia merintis bisnis dari nol tanpa gelar pendidikan. Dikisahkan dalam episode Friend or Foe, kepiting itu alumni dari Poseidon Elementary School. Sejak muda, ia diolok-olok sebagai anak miskin, sampai dijuluki “Rags” yang arti harafiahnya kain lap. Di masa mudanya, ia menjabat sebagai kepala chef S. S. Diarrhea dan pernah menjadi pembersih toilet di kapal perang lainnya S. S. Gourmet.
Naluri bisnis Mr Krabs juga patut diacungi jempol. Ia ubah panti jompo The Rusty Krab menjadi sebuah restoran yang menghasilkan laba. Ia juga mampu menjual barang-barang bekas dan menikmati untung dari itu semua. Kejelian menemukan peluang bisnis inilah yang membuatnya jadi pebisnis ulung hingga masa tuanya.
(Image credit: Wikipedia)
(Referensi: spongebob.wikia.com)