Di Ubud akhir pekan lalu, saya bertemu dengan seorang teman. Ia baru saja merilis sebuah buku puisi. Ia menawari saya buku tersebut. Ia merasa sangat bersemangat untuk memperkenalkannya pada semua orang yang ia temui di Ubud Writers Readers Festival (UWRF) tahun ini. Edrida, begitu namanya, menawari saya,”Kamu mau beli?” Matanya berbinar-binar. Dan saya mengangguk. Ia… Continue reading