“Di blik kmiskinan pcarmu. Seorng ank laki2 dg uang jajan seada’a. D beri ortu’a agar bsa mkn kntin atw ongkos. Kalian mrasa dy akn menggunakn smua uang jajan’a? Dy slalu menabung utkmu, utk mengajakmu prgi jln2 d weekend, mngkin hnya skedar ntn. Lalu ktika itu kau jwb: duh sory kykny gk bsa prgi sma kmu hri ini.. Maaf Kmu udh sukses mnghancurkn prasaan’a. Mngkn mreka tk nangis krna mreka tu laki! Mreka slalu mnyimpan prasaan’a sndiri. Ktika dwasa, pra wnita cntik hnya akn prgi sma cwok yg pny mobil. Ktika kau mau d ajk prgi dg cwok sderhana pke mtor, kau menjwab: duh rmbut gw rsk ni, pnas jg, laen kli aj deh. Mngkn kau tk sdar mngatakan’a. Tpi prcayalh hti mreka tu skit, pdhal mreka udh mti2an nabung buat bli mtor, tpi anda mlah gtu. So, cbalh hargai prasaan n usaha cwok:-) jgn cma cwek aja yg mnta d hargain.”
Berikut adalah versi esai tersebut setelah saya sunting agar lebih menaati kaidah EYD dan tata bahasa Indonesia.
“Seorang anak laki-laki dengan uang jajan seadanya. Diberi orang tuanya agar bisa makan di kantin atau ongkos. Kalian merasa dia akan menggunakan semua uang jajannya? Dia selalu menabung untukmu, untuk mengajakmu pergi jalan-jalan di weekend, mungkin hanya sekedar nonton.
Lalu ketika itu kau jawab: “Duh sorry, kayaknya gak bisa pergi sama kamu hari ini..” Maaf kamu sudah sukses menghancurkan perasaannya.
Mungkin mereka tak menangis karena mereka itu laki-laki! Mereka selalu menyimpan perasaannya sendiri.
Ketika dewasa, para wanita cantik hanya akan pergi sama cowok yang punya mobil. Ketika kau mau diajak pergi dengan cowok sederhana naik motor, kau menjawab: “Duh rambut gue rusak nih, panas juga, lain kali aja deh.”
Mungkin kau tak sadar mengatakannya tetapi percayalah hati mereka itu sakit, padahal mereka sudah mati-matian menabung buat beli motor, tapi Anda malah begitu. Jadi cobalah hargai perasaan dan usaha cowok. Jangan cuma cewek saja yang minta dihargai.”
Ini BUKAN kalimat gubahan saya. Saya hanya memuat dari sebuah pesan pendek yang dikirimkan anak ibu kos pada saya, yang saya tidak tahu motif sebenarnya. Mungkin karena salah kirim, terang bu kos saat saya selidiki.
Kalau saya boleh menganalisis, tulisan dalam bentuk esai persuasif ini tergolong panjang untuk kaum alay. Tercatat 146 kata (bukan karakter) ada di corpus di atas. Padahal mereka, kaum alay, adalah generasi yang lebih akrab dengan komunikasi pendek. Penuangan gagasan dan emosi kaum alay biasanya juga melibatkan pemilihan kombinasi karakter yang sesuai selera mereka untuk menyingkat. Dalam corpus di atas, karakter ‘ (apostrof) dipakai untuk mengganti “nya”, karakter spasi dipakai untuk menyingkat “i” dalam kata pasif. Sejumlah vokal yang dianggap bisa dihilangkan tanpa menyulitkan proses membaca pun dilakukan sang penulis. Diftong “ia” disatukan menjadi “y”, dan “au” diganti “w”.
Jelas tujuan penulisannya adalah persuasi yang ditujukan pada kaum Hawa terutama gadis-gadis alay yang terlalu menuntut kesempurnaan duniawi sang kekasih, yang diduga keras juga alay.
Alay sendiri identik dengan anak-anak muda usia sekolah yang gemar menulis pendek sebagai salah satu cara berkomunikasi tertulis mereka. Aplikasi-aplikasi chat online selain SMS kerap dipakai oleh para alay, dari BlackBerry Messenger, WhatsApp, WeChat, KakaoTalk, dan sebagainya. Sebagian besar emosi yang tidak tersampaikan dengan lebih ringkas bisa diekspresikan dengan menggunakan emoticon atau emoji.
(image credit: Facebook)
Leave a Reply