Kita semua mungkin lebih kuat dan tangguh secara fisik daripada Maickel Melamed (39) tetapi soal nyali dan tekad, pria ini sungguh patut dijadikan inspirasi. Melamed dari Venezuela Selasa kemarin sukses menembus garis finish setelah 20 jam berjibaku di udara dan cuaca Boston yang sungguh tidak bersahabat bahkan bagi para pelari marathon bertubuh normal. Ia menderita penyakit muscular dystrophy yang melemahkan otot-otot tubuhnya sehingga berjalan pun sebenarnya sudah cukup membuatnya kesakitan dan kepayahan. Dengan kondisi itu, jarak 26,2 mil sanggup ia tempuh.
Ia menyelesaikan marathon itu tentu bukan untuk menjadi yang tercepat. Ada nuansa sentimental di balik ikutnya Melamed dalam lomba lari itu. Orang tuanya membawanya ke kota Boston pertama kali saat ia masih bayi untuk mendapatkan perawatan medis karena penyakitnya tersebut.
Mengingat kondisi fisiknya itu, Melamed tidak berlomba sendirian. Ia didampingi oleh sejumlah pendukung dan teman dekat yang berasal dari organisasi asal Karakas yang bermisi membantu generasi muda.
Salah seorang temannya yang bernama Natalie Howard yang turut mendampingi Melamed berkomentar,”Berjalan bersamanya sungguh membuat kami menghayatinya dan bagaimana kami mengantisipasinya. Apa yang akan Anda lakukan dengan doa di dalam diri Anda?”
Melamed telah mengikuti lomba marathon lainnya dalam melatih diri mengikuti event ini namun lomba marathon di Boston memang memiliki makna istimewa baginya. “Lomba ini memang sulit,” ujarnya,”Terutama di sekitar mil ke-24 tetapi para pelatih fisik saya mendampingi dengan menakjubkan untuk membuat saya tetap bersemangat. Saya istirahat 10 detik lalu melangkah 4 sampai 6 langkah.”
“Pesannya di sini ialah bahwa cinta lebih kuat daripada kematian,” tegasnya sambil terbata. “Sungguh sebuah kehormatan bisa berada di jalan kota ini.”
Walikota Boston, Marty Walsh, memberikan penghargaan atas prestasi Melamed itu dengan mengadakan sebuah seremoni khusus di balai kota.
“Kisahnya sungguh sebuah inspirasi,” jelas Walsh saat menganugerahkan medali bagi Melamed.
“Setelah 20 jam hujan, angin dan udara dingin, Boston masih terus kuat,” kata Melamed setelah menyentuh garis finish.