Aplikasi Slack Mudahkan Live Blogging bagi Blogger dan Jurnalis

‎Kalangan awam lebih suka memakai aplikasi chat seperti WhatsApp, BBM, Kakao Talk, atau Line karena mudah digunakan dan dipakai banyak orang. Sementara jurnalis cenderung memakai Twitter untuk menggali sumber informasi terkini. Facebook juga bagus tetapi entah kenapa menurut entrepreneur media Jason Calacanis, karakternya kurang sesuai untuk menyebarkan berita. Kurang viral. Di Twitter, viralitas jauh lebih…

‎Kalangan awam lebih suka memakai aplikasi chat seperti WhatsApp, BBM, Kakao Talk, atau Line karena mudah digunakan dan dipakai banyak orang. Sementara jurnalis cenderung memakai Twitter untuk menggali sumber informasi terkini. Facebook juga bagus tetapi entah kenapa menurut entrepreneur media Jason Calacanis, karakternya kurang sesuai untuk menyebarkan berita. Kurang viral. Di Twitter, viralitas jauh lebih tinggi dan cepat daripada Facebook. Ada benarnya juga. Tetapi meski begitu, bukan berarti Facebook tak berguna sama sekali.

Di antara semua itu, aplikasi Slack mungkin belum semasyhur WhatsApp atau BlackBerry Messenger di sini sebagai aplikasi percakapan sosial. ‎Buktinya, saya tanyakan ke rekan-rekan saya di tempat kerja, dan tak ada yang menjawab tahu apalagi pernah memakainya secara aktif.

Saya juga belum pernah, meski jujur pernah mendengar aplikasi yang konon demikian populer di negeri asalnya Amerika Serikat itu. Suatu kebalikan dibandingkan Path yang terabaikan di negeri Paman Sam tetapi terpakai secara luas di sini.

Dilansir dari Nieman Lab, aplikasi Slack dipakai oleh reporter dan editor The New York Times sebagai alat ‎untuk memudahkan live blogging. Saya membaca bagaimana Slack yang berupa aplikasi mobile dan desktop ini bisa memudahkan koordinasi tim redaksi dalam sebuah lembaga pers untuk menayangkan perkembangan sebuah peristiwa detik itu juga. Sang reporter mempublikasikan di kanal tertutup organisasinya, lalu editor menyalin rekat dan menyunting kalimat si reporter untuk diterbitkan dalam kolom live blogging. Ini menjadi cara alternatif bagi jurnalis dan editor untuk mentransfer informasi secara real time. Selama ini Google Chat atau Yahoo Messenger juga bisa dipakai sebagai alat live blogging tetapi mengirimkan konten multimedia atau dokumen tampaknya belum terakomodasi dengan baik di sana. Beda dengan Slack yang mampu melakukan semua itu dalam satu platform.

Itu untuk‎ jurnalis media besar. Bagi blogger yang biasa bekerja sendiri tanpa editor atau jurnalis di media kecil yang bahkan editornya tak sempat menyunting, live blogging bisa dilakukan dengan menginstal langsung aplikasi platform blogging ke smartphone. Yang paling lazim tentunya WordPress.

‎(foto: itunes)

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.