Kepribadian Berhubungan Erat dengan Pilihan Politik

Mau tahu pilihan politik seseorang? Kita ternyata bisa sedikit banyak membacanya melalui pengamatan pada kepribadian seseorang. Ini bukan sekadar pepesan kosong karena menurut sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti dari University of Toronto, terdapat hubungan yang kuat dan erat antara pilihan politik seseorang dengan kepribadiannya.

Para peneliti di universitas tersebut menunjukkan bahwa bila seseorang memiliki kecenderungan psikologis ke aspek kasih sayang dan kesetaraan, ia bisa dikatakan memiliki pola pikir yang liberal. Sementara itu, mereka yang lebih memilih ketaatan pada norma, aturan dan tradisi akan lebih condong ke pola pemikiran konservatif/ kolot.

Kelompok konservatif cenderung untuk lebih tinggi dalam karakter kepribadian yang disebut ketertiban dan kurang mengindahkan keterbukaan. Hal ini berarti bahwa mereka yang konservatif akan lebih memperhatikan aspek keteraturan dan tradisi dan memiliki motif yang kuat untuk mempertahankan struktur sosial yang sudah ada sekarang, demikian pernyataan Jacob Hirsh, seorang mahasiswa psikologi doktoral di University of Toronto sekaligus peneliti utama dalam riset tersebut.

Sementara itu, mereka yang liberal biasanya diasosiasikan dengan aspek-aspek kasih sayang, empati dan kesetaraan dalam kehidupan.

Semua ini mungkin terasa logis. Namun, berkat ilmu psikologi kaitan antara kepribadian dan pilihan politik menjadi bisa dijelaskan secara ilmiah. Kini kita tahu bahwa perilaku dan pandangan politik seseorang sangat dimotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan psikologis mereka.

Bagaimana dengan mereka yang memiliki pandangan politik moderat? Bisa jadi mereka mempunyai motif yang sama kuat dalam hal kesetaraan dan ketaatan pada tradisi/ norma.

Dan yang paling menarik ialah bahwa semua ini berkaitan erat juga dengan nilai-nilai yang tertanam dalam diri seseorang secara genetis. Maka preferensi politis biasanya tidak begitu saja terbentuk atau muncul dalam diri seseorang. Preferensi politis ini tidak terbentuk hanya dengan pemikiran rasional yang sederhana mengenai isu-isu yang ada.

Lalu kembali lagi, manakah yang bagus dan buruk? Peneliti mengatakan kedua kekuatan ini – konservatisme dan liberalisme – sama-sama dibutuhkan dalam menjaga keberlangsungan sebuah masyarakat atau bangsa. Tidak ada salah satunya yang bisa berdiri sendiri atau eksis tanpa yang lain. Keduanya mirip unsur Yin dan Yang dalam alam semesta menurut pemahaman masyarakat China.

Tugas setiap elemen masyarakat ialah menjaga keseimbangan kedua kekuatan ini di lingkup kehidupan mereka sehingga tarik ulur yang terjadi tidak akan membawa masyarakat ke kehancuran. (*/)

Published by

akhlis

Writer & yogi

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.