Teman-teman saya menjerit heran tatkala saya menyatakan tidak pernah memakai deodoran.
“Hiiy, nggak takut bau badan ya?”
“Ya ampun, kok bisa-bisanya nggak pake? Kalo ada yang pingsan gimana?”
Saya tidak tersinggung karena saya paham mereka sudah tercuci otak dengan pesan subliminal bahwa bau badan HANYA bisa ditangkal dengan benda bernama deodoran.
Deodoran itu baru kita kenal kapan sih? Ya bisa jadi di abad lalu lah ya. Nah, bagaimana dengan manusia sebelum ada deodoran? Bagaimana mereka mengatasi bau badan?
Atau mungkin masalah bau badan cuma dialami manusia di abad ini? Tidak juga kan?
Lagi-lagi ini sebenarnya soal makanan yang dimasukkan ke tubuh.
Bagaimana bisa?
Begini lho penjelasannya: ternyata saat seseorang mengonsumsi banyak sayur mayur dan buah segar, tak cuma kesehatannya yang membaik tetapi juga bau keringatnya.
Mereka yang mengadopsi pola makan yang didominasi bahan pangan nabati berupa sayur mayur dan buah segar (bukan olahan pabrik, misalnya permen rasa stroberi atau minuman rasa sirup apel, sama saja bohong!!) diketahui memiliki bau badan yang lebih bersahabat dan secara alamiah bahkan menarik lawan jenisnya. Bukan saya yang sembrono mengatakan ini lho. Di bawah ada tautan rujukan yang bisa dibaca jika tak percaya kata-kata saya.
Penelitian menarik ini melibatkan sejumlah pria muda yang sehat. Mereka dites tingkat konsumsi sayuran dan buah dengan alat bernama spektrofotometer. Kulit para pria yang makan sayur dan buah lebih banyak memancarkan semburat karetinoid yang biasa dijumpai pada sayur dan buah yang berwarna merah, kuning dan oranye.
Dari uji keringat dan pendapat wanita yang menghidu sampel, disimpulkan keringat pria-pria berpola makan sehat ini lebih ‘sedap’ daripada yang banyak makan daging dan karbohidrat.
Daging membuat bau keringat makin intens dan ‘keras’. Sementara itu, karbohidrat membuat keringat menjadi kurang ‘sedap’.
Tak percaya, mari kita buktikan dengan lebih banyak makan sayur dan buah segar!
Rujukan: