
Macaque (baca “mekak”, penekanan di suku kata kedua) adalah spesies monyet di Jepang yang terkenal dan menjadi bekas ikon grup WhatsApp kami di kantor (kini telah diganti dengan Song Hye-kyo).
Sebuah fakta yang menarik tentang macaque ini yakni ternyata monyet-monyet betina yang tahan hidup di daerah dingin itu mirip manusia juga. Mereka sengaja mandi air hangat di sumber air panas secara teratur di taman margasatwa Jigokudani dengan tujuan untuk melepas penat di tengah kesibukan sebagai primata.
Konon satu di antara tiga monyet betina ini berendam air panas di musim dingin. Mereka berendam air hangat lebih sering di musim dingin daripada di musim lainnya.
Di kumpulan macaque yang mengenal strata, monyet-monyet betina yang senior dan dominan ternyata memiliki hak untuk berendam lebih lama dan ‘leyeh-leyeh‘ tanpa diinterupsi monyet lain. Berendam di air hangat membuat mereka lebih santai dan bisa menghemat panas tubuh yang berharga di iklim dingin.
Entah apakah Gamalama terilhami oleh perilaku macaque-macaque betina ini. Tetapi tidak bisa dipungkiri ada pola yang sama. Mereka sama-sama menikmati spa untuk melepas stres.
Bedanya dari macaque-macaque yang hanya berendam di sumber air panas alami, Gamalama tidak bisa sembarangan berendam di alam bebas begitu.
Dengan berbekal selembar voucher spa ala Korea dari Chibi, Gamalama menuju ke sebuah tempat di daerah selatan ibukota yang katanya akan tak lagi menyandang status ibukota.
Ia mengetuk pintu spa. “Enak nih, pasti bakal bisa tidur pas dipijit-pijit, destress, rilek, amboyyy… Keniqmatan haqiqi,” batinnya sambil bersiul masuk.
Di dalam lobi, Gamalama disambut hangat dan ceria oleh seorang resepsionis.
“Namanya siapa, mbak?”
“Gamalama…,” jawabnya dengan dagu mendongak ke atas.
Terbiasa dengan tingkah angkuh pelanggan-pelanggan, resepsionis mempersilakannya duduk dengan nada datar.
Ia salah perkiraan.
Di dalam, ia menyaksikan tubuh-tubuh hampir telanjang digosok dengan kain-kain sekepalan tangan. Antusias dan bertenaga. Begitu gerakan tangan para pekerjanya.
Pertama-tama ia ‘dijebloskan’ ke dalam ruangan sauna. Setelah setengah jam di dalamnya bergelimang keringat, ia digelandang ke arena pemandian.
Bak seekor sapi yang dimandikan di tengah sungai, Gamalama diharapkan untuk diam oleh seorang perempuan pemusnah daki.
“Diam ya! Jangan gerak!” si wanita paruh baya itu mengingatkan Gamalama yang masih terguncang secara batin dalam pengalaman pertama di spa khusus wanita bergaya negeri ginseng.
Begitu ia sudah pasrah, kembali ia syok saat lengannya diangkat secara tiba-tiba. Yang hanya ia bisa lakukan hanya menatap langit-langit bangunan spa saat tangan perempuan perontok sel kulit mati itu menjelajah ketiaknya.
“Aku dimandiin kayak orang matik….,” gumamnya dengan rasa kesal, malu, terkejut.
Tenang. Ibu-ibu di sebelah mengerang mbak menggosok dan berkata dengan bahasa Jawa:”Kamu pakai sarung tangan yang halus tapi kok kenceng banget suaranya?”
Begitu keluar spa, Gamalam disambut dengan muka ceria si mbak resepsionis. Sapanya lantang,”Gimana mbak Gamalama? ‘Panen’ yah?”
Sialan, batin Gamalama lagi.
“Panen DAKI maksud kamu???” rutuk Gamalama sembari melangkah gontai. (*/)

foto ceweknya kawaii.
akhlis sudah ngeblog sejak 2009? awet sekali! panjang umur. aku juga ngeblog dari 2009, secara resmi. saat itu aku baru paham apa itu blog. tahun 2007 dan 2008 aku cuma beranggapan punya diary dan website gratis itu menyenangkan. aku bisa posting dan baca tulisanku di mana saja, asal terhubung dengan internet.
sekarang blogku kelihatan baru, dari akhir tahun 2018 karena aku sering gonta-ganti blog. jadi blogku selalu baru dan memiliki sedikit tanggal di arsip.
Kalau saranku mending dijadikan satu. Diekspor ke satu blog saja kalau memang topik2nya mirip. Kecuali memang gado2 kayak blogku ini. Aku punya blog lain yg memuat tulisan yg lebih ‘serius’. Di sini buat gila gilaan, iseng aja.
sama. saya punya blog yang lain untuk lebih serius. misalnya studentsheet. terima kasih sudah follow. livestring juga buat gila-gilaan. 😀
karena akhlis sudah lama ngeblog dan bisa pakai blog yang sama terus, berarti akhlis sudah berpengalaman melewati banyak kejadian dalam ngeblog dong ya?
saya mau tanya. pernah nggak akhlis mengalami seperti ini: ‘ tulisan yang sudah aku buat sudah bagus belum ya?”
bagaimana akhlis menjawabnya?
saya menjawabnya tulisan saya masih jelek. jadi saya selalu belum percaya diri dalam ngeblog. jadi tulisan lama dihapus. blognya dihapus. jadinya gonta-ganti blog. jadinya nggak stabil. sepertinya ini salah.
lalu bagaimana ya cara menjawabnya? biar ngeblog bisa konsisten. tetap di tempat yang sama. biar bisa bertahan. karena yang bertahan itulah yang akan menang.
Haha self criticism atau kritik dari dalam diri memang banyak. Sering baca tulisan dulu pertama ngeblog dan jijik!! Haha . Tapi ya pahami aja kalau itu fase yang mesti kita lewati. Enjoy the process. Justru di blog kita bisa bereksperimen. Karena bebas kita mau nulis apa. Kalau mau nulis buku, atau blog korporat justru itu lebih kaku lagi . Di blog, menulis jadi lebih menyenangkan. Dan sebenarnya itu blogku sudah lama karena blog lamaku di blogger.com aku ekspor ke sini. Jadi kesannya udah ngeblog luamaaa. Haha. Kalau saranku, kalau malu dg tulisan dulu2, ya diprivat aja. Jangan dihapus! Jadi kita aja yg bisa baca. Ada sensasi tersendiri bisa baca tulisan2 kita yg lama suatu hari nanti . Nostalgia. Pasti ada rekam jejak dan evolusi pribadi kita. Gaya bahasa, pemikiran, dsb bisa terekam di situ. Dulu yang misalnya serius sekarang lebih santai.
iya. saya juga buat blog khusus untuk arsip masa lalu. pingin ketawa juga baca tulisan yang dulu
“aku dulu kayak gini ya? malu-maluin.”
tapi tanpa itu aku tak bisa jadi sekarang. masa sekarang ada karena masa lalu. masa lalu membentuk rantai hingga masa sekarang.
terima kasih. 🙂