Begitulah nasib kelas menengah ibukota yang memuja merek tapi masih ingin membuang duit tanpa jadi pailit.
Solusinya adalah menyambangi gerai-gerai merek terjangkau semacam Miniso ini (artikel ini tidak disponsori pihak Miniso). Lalu merogoh kocek secuil saja, tak perlu dalam-dalam, untuk bisa menikmati barang-barang bermerek dengan kualitas sewajarnya dan harga eceran tak lebih dari 100 ribuan rupiah.
Dan buktinya strategi marketing dan sales semacam ini memang ampuh. Saya lihat tingkat ekspansi merek-merek hemat dari negara asing ini terus meningkat.
Urusan mutu, standar sajalah. Jangan berharap spesifikasi ini itu. Asal bisa berfungsi baik dan normal saja sudah sip. Yang lebih penting ialah desain dan tampilan yang menarik dan unik.
Harga-harga barang di Miniso misalnya masih di bawah harga IKEA atau Muji yang dikenal sebagai merek premium sehingga ceruknya cukup sempit.
Tapi bisnis perusahaan macam Miniso atau Uniqlo pastilah lebih cepat geraknya daripada kompetitor yang lebih membidik segmen atas dan menengah yang fanatik setengah hidup terhadap suatu merek.