
Sebenarnya ini agak konyol.
Saat saya hendak salat di masjid, saya menunggu dengan berdiri di bagian belakang.
Saat saya berdiam sambil berdiri itulah, seorang anak laki-laki yang tak saya kenal mendekati.
Matanya memicing-micing, dengan pandangan yang tak ramah. Antagonis.
Celetuknya,”Abang, Persib atau Persija?”
“Nggak dua-duanya…,” ujar saya pelan karena memang sudah dekat iqomah.
Saya sendiri tidak tahu persis apa maksud pertanyaan anak itu.
Lagi-lagi ia memandangi saya dengan muka mendongak. “Lalu piih tim apa?” Mukanya bersungut-sungut seolah ingin menekankan bahwa saya tidak bisa netral. Saya harus memilih. Sekarang juga.
“….,” saya mengatupkan mulut dan melenggang ke depan begitu iqomah menggema di seantero masjid.
Sejurus saya terganggu dengan ucapannya.
Saya jadi agak paham mengapa ia berkata demikian. Ia pasti anak yang diajari untuk menjadi seorang Jak Mania yang fanatik. Dan itu artinya ia harus memusuhi segala tim lain terutama musuh bebuyutan Persija, Persib dari kota kembang Bandung. Sebagaimana kita ketahui, memang Persija dan Persib sering tawuran sampai menyebabkan korban jiwa.
Dan kebetulan malam itu saya sedang memakai jaket hoodie yang warnanya biru. Sangat mirip dengan warna resmi kostum tim Persib, saya duga.
Yang konyol sebenarnya adalah begini: jaket yang saya kenakan itu bertuliskan “UNIVERSITAS DIPONEGORO”. Ukuran hurufnya begitu besar sampai bisa dilihat dari jarak 10 meter.
Dan umur anak itu yang mungkin cuma 10 tahun, saya pikir ia belum tahu bahwa Universitas Diponegoro ini berlokasi di Semarang. Jadi, kemungkinan saya adalah penggemar Persib sangatlah tipis.
Tetapi sekali lagi karena ini adalah anak laki-laki yang bahkan mungkin belum dikhitan tapi sudah dicekoki oleh lingkungannya dengan fanatisme sepakbola yang membutakan nuraninya sebagai manusia dan hanya melihat manusia sebagai kawan atau lawan, saya tidak begitu terkejut bahwa ia sampai bersikap demikian pada saya yang kebetulan berpakaian biru, warna yang identik dengan Persib yang ia benci.
Tapi ia belum paham juga bahwa warna biru tidak selalu identik dengan Persib. Warna biru adalah warna yang sangat identik dengan keterbukaan, entah itu angkasa, samudra.
Dan secara ilmiah, warna biru berkaitan erat dengan kreativitas, suatu hipotesis yang diteguhkan oleh temuan University of British Columbia. Melalui berbagai asosiasi dengan langit, laut dan air, sebagian besar orang mengaitkan warna biru dengan keterbukaan, perdamaian dan ketenangan. (*/)
Kadang fanatisme itu membunuh kemanusiaan ya. Memprihatinkan.. smg dunia pendidikan ke depan bs mengatasi hal2 seperti ini.