Riliv Rilis Beban Hidup Kamu Tanpa Ribet

Di abad digital ini, kita kerap mengaitkan teknologi dengan berbagai keluhan kesehatan baik raga maupun jiwa. Ada yang menghubungkan penggunaan ponsel dan media sosial dengan gangguan tidur (insomnia). Tidak bisa tidur karena banyak main game online, sampai ada ulama mengharamkannya. Tapi toh tidak digubris juga. Bagaimana lagi, wong sudah kecanduan. Pasti ada saja alasan menghalalkannya atau setidaknya memubahkannya.

Ada juga yang menghubungkannya dengan gejala narsisisme yang meluas di kalangan generasi muda (dan tua), yang dicerminkan dengan animo yang membuncah kalau diajak swafoto ( baik ‘wefie’ dan ‘selfie’). Dan gelaja ini malah makin dipermudah dengan dirilisnya ponsel-ponsel dengan kamera depan plus flash dan filter-filter pemercantik wajah yang memberikan ‘bensin’ di api yang baru kecil ini. Maka makin menggila sajalah tren selfie ini. Dan hingga sekarang tampaknya gejala itu akan terus meluas dan tiada berhenti.

Padahal kalau kita mau renungkan kembali, teknologi hanyalah suatu alat ciptaan kita. Jadi bila kita menyalahkan teknologi, artinya kita menyalahkan diri sendiri atas kekacauan atau masalah yang menimpa kita karena kita kurang bisa mengendalikan diri dalam menggunakan teknologi.

Nah, berbalik seratus delapan puluh derajat dari anggapan bahwa teknologi menjadi pemicu utama gangguan kesehatan manusia, ternyata teknologi juga bisa dimanfaatkan sebagai alat untuk memperbaiki kesehatan.

Di tanah air sendiri kita mulai temukan banyak layanan dan aplikasi penyedia jasa kesehatan. Mereka yang mengeluhkan gejala kesehatan seperti pusing, demam, rasa kembung berkepanjangan yang sudah mengganggu produktivitas sehari-hari bisa berkonsultasi dengan dokter profesional via teknologi digital.

Tapi itu kan kesehatan fisik. Lalu bagaimana dengan kesehatan jiwa kita?

Bagaimana jika kita merasa sedih berkepanjangan tanpa suatu sebab jelas, atau kehilangan semangat hidup, atau merasa ingin mengakhiri hidup setelah suatu peristiwa yang traumatis dan menyedihkan?

Tentu dokter-dokter di layanan kesehatan fisik ini tidak bisa dijadikan sandaran. Kita butuh tenaga profesional dalam bidang psikologi dan sejenisnya.

Masalahnya, mungkin kita memang ingin berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater, tetapi kita merasa cemas dan takut diketahui orang lain di sekitar kita karena ada stigma di masyarakat bahwa mereka yang menjadi pasien psikolog atau psikiater pasti orang yang memiliki gangguan mental atau sakit jiwa.

Dan di masyarakat Indonesia yang masih memandang pasung atau rukyah sebagai solusi sakit mental dan jiwa yang menjadi aib bagi keluarga dan wajib ditutup-tutupi sebisa mungkin dari orang lain, sangat sulit untuk mendapatkan layanan psikolog terutama jika kita tinggal di kota kecil.

Akhirnya kita berkeluh kesah pada teman atau tetangga atau kenalan dan bukannya masalah itu selesai malah ‘bocor’ dan menyebar ke lebih banyak orang yang seharusnya tidak perlu tahu menahu soal problem pribadi dan keluarga kita.

Memang tidak ada salahnya melepaskan beban pikiran tadi pada orang-orang di sekitar kita, hanya saja mereka sering menanggapi dengan meninggalkan prinsip netral. Sering malah lebih emosional dari kita. Orang-orang ini – karena mereka juga termasuk dalam lingkaran kehidupan kita – juga merasa ada keterkaitan dengan Anda sehingga solusi yang mereka berikan sering kurang objektif. Dan kalau kurang beruntung, malah kita yang tersudut. Dan itu menambah hancur perasaan kita sendiri pada akhirnya. Padahal kita menceritakan problem dengan harapan bisa dipahami.

Berangkat dari kenyataan tersebut itulah, ada baiknya kita menemukan layanan konsultasi psikolog profesional yang dipastikan bisa menutup mulut mereka setelah kita menceritakan semua keluh kesah kita. Psikolog akan mendengarkan masalah hidup kita tanpa menghakimi dan tidak akan membocorkannya karena itu bagian dari profesionalisme mereka. Rahasia pasien harus dipegang erat sampai mati karena jika sampai bocor, itu pelanggaran etika profesi mereka.

Untuk memecahkan masalah ini dan agar masyarakat Indonesia yang ingin memelihara kesehatan mental mereka bisa terlayani dengan baik tanpa harus berhadapan dengan stigma masyarakat tadi, satu layanan baru bernama RILIV muncul di Indonesia.

Saya sendiri sudah mengunduh dan menggunakannya. Pertama mengunduh, saya akan ditawari sejumlah pertanyaan untuk mengarahkan ke konten yang tepat dengan tujuan saya. Misalnya, jika saya ingin menggunakan layanan ini untuk mengurangi kecemasan (anxiety) atau panic attack, saya akan diberikan konten dengan tema khusus tersebut.

Chat dengan psikolog profesional membuat Anda bisa melepaskan uneg-uneg tanpa menimbulkan masalah lebih lanjut. (Ilustrasi: Riliv.co)

Aplikasi RILIV ini menawarkan banyak paket meditasi. Di antaranya ialah “Tidur Lelap” yang kemudian tersusun dari 3 kategori lagi yakni “Nuansa Lelap”, “Cerita Lelap”, dan “Musik Lelap”.

Selain untuk memperbaiki pola tidur, kita bisa menggunakan paket meditasi lain yang ditujukan untuk memperbaiki produktivitas kerja, perbaikan pribadi, kesehatan fisik, meditasi darurat (yang bisa dipakai saat kita merasa panik dan tegang sekali), dan meditasi spesial (meditasi sebelum ibadah, dsb.).

Saya sendiri menggunakan konten meditasi ini tatkala merasa susah tidur di malam hari. Dengan mematikan lampu, memasang ponsel di modus silent dan memutar rekaman meditasi, saya bisa lebih pulas.

Di pagi hari, saya juga mencoba meditasi sebelum beribadah. Karena saya muslim, saya lakukan setelah salat subuh di pagi buta saat kondisi masih tenang dan belum ada aktivitas manusia yang intens di sekitar saya. Aktivitas hening sejenak yang dipandu dengan arahan dari meditator di konten RILIV sangat menyejukkan dan memotivasi sehingga kita bisa memulai hari dengan semangat positif.

Jika ingin menikmati konten yang lebih banyak, Anda bisa meng-upgrade akun menjadi premium. Ada dua paket meditasi premium yang ditawarkan yakni setahun dan 2 bulan. Untuk harga yang lebih murah, tentu saya sarankan yang setahun langsung.

Tidak cuma meditasi, kita juga bisa mengikuti konseling secara virtual dengan psikolog profesional. Dan RILIV menawarkan sejumlah topik konseling, dari masalah umum, hubungan, karier, keluarga, pendidikan.

Jenis paket konseling juga bervariasi, dari paket Perkenalan, paket Lega, paket Nyaman, dan paket Bahagia. Anda bisa memilih sesuai selera dan kebutuhan.

Untuk menggunakan layanan ini, Anda bisa mengikuti alur konseling sebagai berikut:
Anda pilih salah satu paket konseling yang ditawarkan dan membayar melalui transfer ATM atau GoPay. Setelahnya Anda akan menerima sapaan dari psikolog dan bisa langsung menjalani sesi konseling secara privat hanya melalui aplikasi RILIV di ponsel. Sangat praktis dan tentunya terjaga kerahasiaannya. jika Anda lebih suka menelepon, juga bisa menggunakan layanan “call”, alih-alih “text”.

Untuk bisa menggunakan layanan premium di aplikasi Riliv yang memuat lebih dari 100 konten meditasi, kamu bisa menggunakan kode voucher “AKHLISRILIV” yang memberikan diskon 20%.

Namun, jangan lupa yang terpenting: Anda bisa unduh RILIV di tautan ini. (*/)

Published by

akhlis

Writer & yogi

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.