Viktor Sakit dan Warganet Kerepotan

SAYA sebenarnya tak berbuat apa-apa.

Saya cuma duduk di depan laptop dan melihat ada kucing kecil mendekat ke rumah pagi hari kemarin.

Dia tampak lapar karena begitu saya beri makanan kucing yang dijual di toko, dia seperti sangat rakus. Tidak makan berbulan-bulan apa ya?

Perawakan kurusnya membuat saya iba. Ditambah dengan luka yang jadi borok bernanah di dekat pangkal kaki kanannya membuat rasa iba itu makin menjadi-jadi.

Seluruh tubuhnya tak terlihat cacat tapi begitu ia berjalan, baru ketahuan ada yang tidak baik-baik saja dalam badan makhluk ini.

Seorang teman pecinta kucing bertanya: “Siapa namanya? Victor?”

Dia tahu kucing betina yang bertandang ke rumah saya sebelumya saya beri nama Viktoria.

Dan saya berkata iya saja. Bisa juga sih jadi Viktor sebab kucing ini punya pelir.

Fix!

Oke selanjutnya apa yang harus saya lakukan?

Entahlah, saya bingung karena selang beberapa puluh jam setelah mengunggah stories di Instagram saya, saya dihubungi dua teman yang sangat peduli kucing.

Seorang mengatakan: “Kamu adopsi aja tuh! Kan udah nandain barang-barang kamu.”

Ia melihat video saya sedang berolahraga sementara Viktor mondar-mandir di sekitar saya, duduk lalu berbaring menantang matahari. Menjemur diri seolah ingin melunturkan serangan Corona.

Apakah Corona bisa menyerang kucing? Belum ada penelitian soal itu tapi bisa jadi sih kan anjing saja sudah ada yang tertular. Macam di kebun binatang saja tertular.

Lalu tak peduli bahwa reaksi saya biasa-biasa saja, ia membombardir saya dengan pertanyaan: “Itu kakinya borokan, kamu beliin aja obat semprot buat ngeringin lukanya.”

Seperti sebuah titah karena dia tak memberi saya jeda untuk merespon.

Selanjutnya sebuah tautan ke situs marketplace ia layangkan pada saya via pesan pribadi Instagram.

Yang satu lagi menghubungi saya begitu saya muat video Viktor jalan agak pincang.

“Kok itu jalannya pincang?”

Saya jawab apa adanya.

Eh, teman saya ini langsung saja memberondong saya dengan sejumlah rekomendasi.

Pertama, saya disarankan ke klinik hewan terdekat. Ia sodorkan sebuah alamat klinik di Jakarta.

Saya terkekeh,” Duh gimana ya rumah aku jauh. Di luar Jakarta!”

Tak putus asa, dia mencecar lagi: “Kalau dari X jauh nggak? Berapa menit? Kalau naik dari Y, gimana?”

Saya bilang ini sedang susah mobilitasnya. PPKM di mana-mana, jadi kalau tak begitu mendesak saya juga ogah keluar rumah mempertaruhkan nyawa.

Toh Viktor masih tenang hidup di sini. Ya memang ada boroknya sih tapi dia nggak sekarat banget kok.

Tapi dia tak menyerah. Oh my God

Dia sarankan saya menghubungi sebuah klinik hewan untuk konsultasi online.

Hah benarkah ada semacam layanan Halodoc untuk hewan?

Luar biasa perkembangan peradaban Indonesia di abad digital ya? Revolusi Industri 4.0 sungguh suatu keniscayaan! Amin.

Tapi kenapa layanan KTP saja masih manual? Bangs*t!

Belum puas, teman saya menghubungi lagi dengan rekomendasi obat borok buat hewan peliharaan.

“Ini mas. Barusan dokter hewannya posting malah,” ketiknya antusias.

Sementara itu, saya masih ragu apakah obat semacam itu bisa datang ke depan pintu rumah dalam waktu 1-2 hari.

Lagipula akhir-akhir ini saya baca upah kurir itu memprihatinkan dan tidak manusiawi.

Menggunakan jasa mereka yang diberi upah begitu rendah sungguh membuat nurani saya menjerit.

Duh simalakama, sialan.

Asli, saya jadi dilematis begini.

Lalu saya coba berinisiatif memberikan ramuan ajaib versi saya: minyak zaitun.

Dengan meyakini keberkahan yang terkandung dalam minyak ini, saya membabi buta menyemprot luka Viktor dengan minyak itu.

Eh, malah dia mengerang dan menghindar.

Dia memang anti air. Maksud saya, takut air.

Jadi begitu kena sesuatu yang cair sedikit saja sudah mau memberontak dan menjauh.

Dan parahnya lagi, malah ia garuk luka yang saya semprot dengan minyak zaitun ini. Bukannya sembuh malah berdarah lagi.

Loh, piye toh Vikkk!

Ah mbuh ah, posengg saya cing cing!

Udahlah fix nggak usah macem-macem meliharanya.

Pelihara bakteri usus aja deh. (*/)



2 responses to “Viktor Sakit dan Warganet Kerepotan”

  1. […] kucing ini, telah saya adopsi sebagaimana laporan saya beberapa hari lalu yang Anda bisa baca di sini. Setidaknya begitulah keinginannya saya baca dari tindak tanduknya yang tidak mau pergi jauh dari […]

  2. […] Saya hampir tak mengenalinya tapi saya tahu itu Viktor, kucing saya yang dulu tahun 2021 masih semungil ini (baca: VIKTOR SAKIT DAN WARGANET KEREPOTAN). […]

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: