
VAKSINASI masih terus digalakkan tapi katanya kesenjangan masih lebar. Selebar kesabaran masyarakat menanti dosis pertama dan kedua mereka.
Sementara vaksinasi gencar di Jawa dan Bali, program ini katanya sih kendor di luar dua pulau tadi. Lama dan bikin orang-orang dari sana nggak bisa bepergian karena syarat naik pesawat sekarang pakai sertifikat vaksin. Setidaknya sekali.
Kemarin baca berita juga bahwa Jakarta sudah mencapai kekebalan kelompok dan kasus menurun tajam. Ya bagus sih tapi, emangnya Indonesia Jakarta doang?!
Pemerintah kayak keteteran banget buat memeratakan vaksinasi. Unsur keadilan itu susah diwujudkan.
Sementara rakyat jelata mengantre, segelintir orang pamer vaksin ketiga mereka padahal bukan tenaga kesehatan juga kerjanya. Just because they have privilege. This country is so vucked up.
Sementara itu, koruptor Juliari Batubara dan keluarganya merengek dikurangi hukumannya karena merasa sudah sangat menderita dirisak rakyat. Owhh hellowww?!
Sebagai politisi, jangan cuma siap menerima fasilitas mewah saja dong. Siapkan juga mental dan keluargamu semua kalau ada risiko kena kasus. Kalau nggak, nggak usah jadi politisi kaleee!

Akhirnya cuma diganjar 12 tahun. Dikasih 120 tahun pun kayaknya nggak setimpal bagi orang-orang kecil yang bansosnya ditilep.

Jangan sampai kita lupa bahwa ada banyak fakir miskin dan anak yatim di masa pandemi ini yang mati dan nggak bisa makan karena orang-orang mental korup macam Juliari.
Platform Kitabisa seolah menjadi alasan pemerintah cuci tangan dari ketidakbecusan mereka menangani kemiskinan pandemik ini. Ya sesama rakyat memang masih bisa membantu tapi kalau kamu sebagai pemegang mandat nggak bisa mengelola uang rakyat dan membiarkan koruptor begini berkeliaran dan cuma dihukum ala kadarnya, bagaimana negeri ini mau bebas korupsi?!!! (*/)
Leave a Reply