
BEBERAPA waktu lalu saat peringatan hari buruh, terjadi ‘kericuhan’ di media sosial.
Mereka yang merasa tak bekerja di pabrik dan bekerja kantoran enggan disebut dan dimasukkan dalam kategori buruh.
Lalu disergah yang lain, dengan alasan: “Ya elah sama-sama digaji majikan, mau kerja di kantor atau pabrik ya intinya buruh itu mah!”
Ya itu memang bedanya “kerah putih” dan “kerah biru”.
Yang putih merasa lebih tinggi dari yang biru karena nggak harus berkotor-kotor. Cukup di dalam ruangan ber-AC, bersama majikan atau pemodal.
Tapi definisi superman dari Nietzche membuyarkan semuanya.
Buruh adalah mereka yang dua pertiga waktunya dalam sehari tersita oleh kepentingan lain selain dirinya, maka itu artinya ia masih buruh! Hahaaha.
Jadi artinya meski jabatan CEO, CFO, CMO, C apalagi yang lainnya itu, nggak peduli. Tetep aja itu namanya kepala buruh. Kerja juga. Masih belum bebas.
Bahkan kalau pemilik modal atau taipan sekalipun kalau masih urusannya buat bisnis melulu ya artinya ia masih jadi buruh buat duitnya. Duit memang harusnya membebaskan tapi jika berlebihan duit juga bisa mengungkung. Hidupnya capek buat mengelola dan mengembangkan duit yang seabrek tadi. Padahal udah banyak loh tapi kurang puas aja. Harus diinvestasikan di sini, di situ, jual lagi terus beli yang baru. Nggak ada abisnya. 😝
Jadi apakah kamu udah tuan atau masih buruh?! (*/)