Setuju dengan Pak Luhut. Saring Turis Sesuai Saldo Rekeningnya!

PERNAH nggak lu ngajuin paspor ke Kantor Imigrasi dan karena lu masih kerja lepas, petugas bilang: “Sori nggak melayani…”?

WTF.

Ini kejadian ama gue yang kemudian jadi males ngurus paspor meski udah ada kerjaan formal lagi.

Sungguh mengerikan sih stigma pekerja lepas di Indonesia. Udah nggak dapet tunjangan pas puncak pandemi kemarin, masih didiskriminasi dalam hal layanan publik sefundamental paspor.

Kantor Imigrasi seakan menganggap kalo lu bikin paspor tanpa kerjaan formal (baca: kantoran), lu bakal jadi imigran gelap di negara orang atau penyelundup atau jual beli manusia atau melacur.

Heloow!

Secetek itulah masyarakat kita menganggap para pekerja lepas.

Pekerja lepas yang kerja di rumah apalagi sebelum pandemi saat tren WFH belum meluas kayak sekarang ini sering dicibir nggak punya kerjaan karena mendekam di rumah terus.

Eh gantian mereka bisa membiayai hidup dan makmur, dikira sama tetangga memelihara pesugihan. Tetangga jahanam kan?

Nah diskriminasi dari pihak masyarakat dan pemerintah kita sendiri juga makin diperparah nih sama ketatnya saringan negara luar sama turis Indonesia.

Buat bisa berkunjung sebagai turis di teritori Amerika Serikat misalnya harus ada ‘endapan’ dana di rekening bank kita sebanyak Rp50 juta konon (sumber: dari sini).

Dan alasannya sih katanya ini supaya mengurangi risiko jadi imigran gelap atau pekerja ilegal di negara tujuan.

Tapi kok gue cari-cari belum ketemu ya sumber apapun yang menyebut turis asing terutama negara Anglosakson (yang bahasanya Inggris kayak AS, Inggris, Australia) maupun negara Eropa lainnya, bahwa mereka juga wajib punya saldo rekening sebanyak itu supaya nggak jadi turis pengemis di negara kita?

Karena ini dari apa yang gue denger dari temen yang nyewain vila di Bali, turis-turis Rusia dan beberapa negara lain juga ada kok yang nggak sanggup bayar penginapan selama di sana dan bahkan ada yang melarikan diri dari vila karena menunggak parah.

Jadi kalau pak Luhut atau yang biasa netizen sebut dengan “Lord Luhut” menetapkan aturan saldo minimal buat turis asing pas mau masuk ke negara kita, gue setuju banget! No backpackers ga jelasss!😎

Indonesia, please jangan mau diinjek-injek terus! Kita mesti berhenti jadi ‘sapi perahan’ negara-negara lain yang mungkin di percaturan politik dunia udah kayak tirani. Maunya dihormati melulu tapi giliran dia disuruh kasih respek yang setimpal nolak. Hiyyh banget ga si?

Pas mereka masuk Indonesia wajib banget lah harus bisa bahasa Indonesia (kudu ambil tes sejenis TOEFL tapi buat kemampuan komunikasi bahasa Indonesia) dan harus nggak miskin-miskin banget. Jangan sampai jadi begpackers di sini!

Dan yang ngeselin sih emang sebagian orang asing itu nggak mau belajar bahasa kita. Loh, kamu itu tamu lhooo!

Hormati dong tuan rumah dengan belajar bahasa dan budayanya. Ini bisa ditemui di Jakarta kok, para ekspat yang udah bertahun-tahun kerja di the Big Durian tapi diajak ngobrol pake bahasa Indonesia cuma plonga plongo.

Jadinya orang Indonesia deh yang terpaksa beradaptasi pake English. Tapi itu pun memaksakan diri dan merasa rendah diri pula karena grammarnya ga jelas.

Haduh, sadar nggak sih kita ini justru lebih pinter karena bisa banyak bahasa daripada yang bisanya cuma bahasa ibu mereka?

Kenapa harus minder kalo grammar kaco atau pengucapan berantakan?

Ya wajar dong kan bukan bahasa ibu kita. Kecuali bapak atau ibu kita emang bule kayak Cinta Laura atau Sophia Latjuba itu.

Tapi ya kembali lagi ke topik pak Luhut tadi yang nyaring turis berdasarkan kemampuan finansial, tolong segera realisasikanlah pak.

Kalo kalian sendiri gimana? Setuju nggak sih ama pemikiran gue? (*/)

Published by

akhlis

Writer & yogi

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.