SEBAGAI anak media, emang ngeselin banget kalo baca berita-berita dengan judul yang hmm…klise dan clickbait banget. Menipu pembaca dan nggak mendidik karena biasanya sih nadanya memojokkan atau seksis atau diskriminatif dan bias.
Dari obrolan dan cuitan akun Twitter @ndorokakung, aku bisa rumuskan sejumlah pola yang biasanya dipakai para editor media online yang memburu pageviews dan klik ini.
Ini beberapa di antaranya pola judul/ headline yang jangan sampai dibaca nggak peduli gatelnya jempol buat nge-tap layar hape:
- DITUDING … BEGINI PENJELASAN …
- BEGINI PENJELASAN DARI … YANG DITUDUH …
- VIRAL DITUDUH … , … BERI KLARIFIKASI
- [ISI DENGAN ANGKA] FAKTA SOAL ….
- VIRAL TUDINGAN ….., BEGINI KRONOLOGINYA
- ….. BERIKAN KLARIFIKASI SOAL …
- #KAMUHARUSTAU FAKTA MENARIK …. YANG DITUDUH ….
- WASPADA! INI DIA [ISI DENGAN ANGKA] KALAU …
- INILAH SOSOK …YANG DITUDUH …
- …. CANTIK/ GANTENG/ SEKSI INI BIKIN NETIZEN GAGAL FOKUS
- INI ISI …. [GARASI/ TAS/ DOMPET/ RUMAH/ MOBIL] MILIK [ISI DENGAN NAMA ORANG]
Kenapa jangan diklik atau dibaca?
Ya logikanya kalau diklik berarti udah kasih duit ke mereka yang tayangin berita kurang bermutu kayak gini.
Dengan mengklikdan membagikan, kita seolah memberikan dukungan.
Dengan menggunakan perhitungan jumlah klik tadi, mereka bisa menjual space beriklan ke orang lain dengan tarif yang WOW. (*/)
Leave a Reply