Kemiskinan Pemusnah Empati

KEMISKINAN adalah kekejaman peradaban manusia yang paling menyesakkan.

Jika disikapi dengan pragmatisme, kemiskinan memang membuat manusia menjadi terus lapar, selalu merasa kekurangan, padahal ya belum tentu.

Saya merasa miris dengan kebiasaan masyarakat kita yang memanfaatkan kemalangan orang lain di jalan.

Ambil contoh kejadian naas yang dialami seorang pengemudi truk bermuatan ikan lele di Jalan Randusari, Subang, Jawa Barat Kamis 3 Februari 2022. Karena tak waspada, truk itu menabrak tiang dan tumpahlah puluhan kilogram ikan lele itu ke area persawahan.

Masyarakat sekitar yang kebetulan melihat menghambur.

Sang sopir yang kelabakan merasa tertolong karena ada yang menghampiri.

Eh ternyata bukannya membawa ikan lele itu kembali ke truk tapi malah disimpan sendiri untuk dimakan di rumah.

Lho lho lhooo!

Orang Indonesia katanya bangsa paling santun, moralnya tinggi, suka senyum dan ramah bukan main serta relijiusnya sampai tembus ubun-ubun kok ya malah memanfaatkan kemalangan saudaranya yang sedang bersedih.

Hahaha!

Apakah semengenaskan itu kah kondisi moral dan akhlak kita?

Cuma label-label yang kita junjung tinggi tapi di realita cuma isapan jempol.

Di sisi lain, ada juga masyarakat kita yang manipulatif dalam memanfaatkan empati dan simpati ini.

Siapa yang belum tahu adanya para pengemis yang rumahnya megah? Kaya sih memang tapi pekerjaan sehina itu bagaimana bisa bangga? Bagaimana bisa bercerita ke anak cucu? Itu adalah bentuk sakit jiwa. Kemalasan yang menyedihkan dan membuat manusia rela melepas martabat mereka.

Lalu yang terbaru adalah kasus seorang tukang bakso yang melintas di Perum Asabri, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga, Jawa Tengah, Rabu (2/2/2022), pukul 10.28 WIB dan berpura-pura dagangannya tumpah saat motornya berbelok di perempatan.

Kejadian tertangkap CCTV dan tampak kejadian tadi dibuat-buat alias tidak alami.

Dilihat dari yang tumpah juga bukan kuah bakso tapi air di ember.

Alih-alih diam, si tukang bakso langsung minta bantuan warga 300.000 untuk setoran bosnya ke warga yang melihat untuk membantu.

Nah, di sinilah yang mengenaskan.

Kok ya bisa tega-teganya menipu orang yang sudah berbelas kasihan dan bersimpati?

Ya pantas saja sih si tukang bakso ini langsung ditinggal warga begitu saja.

Dua insiden ini seolah menunjukkan betapa sudah putus asanya orang Indonesia di masa pandemi ini. Perut yang lapar tak bisa dibendung oleh moralitas dan agama sekalipun. (*/)

Published by

akhlis

Writer & yogi

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.