Usia saat seseorang mendapati uban pertama mereka bervariasi. Di sekolah menengah atas, seorang teman sebaya sudah beruban. Saat itu saya jadi merasa ngeri juga, kok bisa kami yang masih muda kena gejala penuaan sedini itu. Belum juga merayakan usia 20, kok sudah memutih.
Di usia 36-37, saya sendiri baru menemukan helaian memutih di rambut bagian samping. Saya pikir cuma pantulan sinar tapi kok tidak menghilang. Fix, itu sih uban, pikir saya. Ya kalau pun sudah ada uban juga paling sehelai dua helai. Dari kejauhan kepala saya masih terlihat seperti anak remaja. Hitam legam.
STRES TIDAK PERMANEN
Kalau ditanya soal pemicu uban, kata sains sih ada hubungannya dengan tingkat stres seseorang. Haha, apakah teman saya itu stres sejak SMA? Mungkin saja ya. Namanya juga manusia. Di luar hahahihi, di dalam merintih pilu.
Soal kaitan uban dan stres ini dikukuhkan tim riset dari Columbia University Vagelos College of Physicians and Surgeons. Mereka menemukan bahwa saat seseorang terkena tekanan psikologis, ia akan rentan memiliki uban di kepala.
Tapi kabar baiknya ilmuwan juga mengatakan bahwa begitu stres itu dikendalikan atau diatasi, uban seseorang juga hilang. Jadi uban tidaklah permanen asal kita bisa meminimalisir tingkat stres dalam kehidupan kita.
Nah, masalahnya kita ini pakai cara apa untuk mengatasi stres?
Kafein, rokok, dan alkohol jadi cara terpopuler mengusir stres sementara dengan tebusan kesehatan yang makin rusak. Kita kurang bijak dalam memilih cara mengendalikan stres dengan sehat.
GENETIS
Ternyata uban juga bisa dipicu faktor keturunan. Untuk uban jenis ini ya tidak bisa diganggu gugat kehadirannya. Tidak bisa diatasi cuma dengan mengendalikan stres.
Ilmuwan di University College London tahun 2016 menemukan IRF4, sebuah gen pemicu uban. Selain uban, gen juga berpengaruh dalam menentukan bentuk kepala dan kelebatan rambut seseorang.
Ilmuwan masih terus mencari tahu bagaimana menghambat kinerja IRF4 dalam proses terjadinya uban di rambut.
Uban sendiri bisa muncul saat produksi melanin di rambut terhambat. Diharapkan dari riset itu bisa ditemukan cara pencegahan uban dini.
RISIKO SAKIT JANTUNG
Bagi sebagian orang, kemunculan uban tidak membuat cemas karena toh bisa dicat.
Tapi jika Anda sudah menemukan uban di usia muda ada baiknya periksakan kesehatan jantung karena menurut penelitian, munculnya uban menunjukkan peningkatan risiko sakit jantung.
Dari sudut pandang ilmiah, penyakit atherosclerosis dan uban memiliki mekanisme yang mirip seperti perbaikan DNA yang kurang sempurna, stres oksidatif, perubahan hormon, peradangan dan penurunan jumlah sel yang berfungsi normal dalam badan.
KEKEBALAN TUBUH
Saat seseorang beruban, ada kemungkinan tubuhnya sedang mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh dan sedang terjadi infeksi virus.
Ini dibuktikan dengan studi yang menemukan bahwa uban berkaitan erat dengan aktivasi sistem kekebalan tubuh bawaan badan kita.
Saat tubuh diserang virus atau bakteri asing, sistem kekebalan tubuh bawaan ini akan bekerja maksimal. Badan memproduksi molekul interferon yang menjadi sinyal adanya organisme asing dalam badan kita. Interferon mendorong sel-sel tubuh menghalau perkembangan organisme asing ini.
Uban menandakan adanya disfungsi sel stem melanosit yang penting untuk membuat rambut tetap punya warna atau pigmen.
Ini menandakan gen yang mengendalikan pigmen di rambut dan kulit juga bekerja mengendalikan sistem kekebalan bawaan tubuh kita.
GIGI BERLUBANG
Uban juga menandakan peningkatan risiko terjadinya gigi berlubang pada seseorang.
Penjelasannya adalah karena rambut dan gigi sama-sama elemen terluar badan yang memiliki mekanisme perkembangan yang mirip meski materi gigi dan rambut berbeda. Rambut terbangun dari serat keratin yang terjalin erat satu sama lain. Gigi terbuat dari protein enamel.
Jadi intinya kalau sudah beruban, rajin-rajinlah jaga kesehatan dengan istirahat cukup, makan sehat dan olahraga plus cek kesehatan di rumah sakit untuk deteksi dini penyakit-penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus, kanker, jantung, dan sebagainya.