Di khotbah salat ied iduladha tempo hari ada sesuatu yang terus saya ingat.
Soal kafir mengkafirkan. Haha. Capek banget ya, hari gini masih saja bahas masalah ini.
Tapi sang khotib yang saya tak tahu namanya berkata begini: “Jangan asal menyebut seseorang kafir sekalipun dia nonmuslim.”
Wah, kaget dong ya.
Siapa nih? Berani banget ngomong kayak gini? Haha. Ngeri kalau sampai terdengar kelompok yang berseberangan.
Tapi inilah untungnya jadi khotib, mau ngomong apa saja silakan. Jamaahnya harus diam dan mendengarkan, karena isi khotbahnya ditujukan untuk kebaikan dan kemaslahatan umat.
Tak lama, khotib menjelaskan bahwa vonis kafir pada seorang manusia tidak sebaiknya dilakukan semasa ia masih hidup.
Karena seorang manusia baru bisa dikatakan kafir bila di akhir hidupnya ia tidak berada di jalan Allah SWT.
Inilah yang namanya akhir yang buruk atau su’ul khotimah.
Mereka yang mungkin lain keyakinan bisa saja di akhir hidup mereka malah lebih taat dan meninggal dalam keadaan yang lebih saleh dari mereka yang mencemooh.
Di sini kita diingatkan bahwa semua skenario yang terdengar musykil itu mungkin lho. Karena Allah SWT adalah Maha Pembolak Balik Hati. Dia bisa membalik jalan hidup seseorang tanpa bisa disangka-sangka.
Maka berhati-hatilah dengan lidah dan hati kita yang sering mengkafirkan orang bahkan yang sesama muslim juga hanya karena berlainan pendapat dari kita.
Karena yang bisa memvonis kafir atau tidak itu ya cuma Allah SWT.
Daripada sibuk menghakimi amal orang lain, marilah sibukkan diri dengan menilai diri sendiri. (*/)
Leave a Reply