PEMERIKSAAN kesuburan pria memang tak pernah terlintas dalam benak saya.
Tapi saat ditawari mengikui secara cuma-cuma, saya pikir: “Kenapa tidak?”
Akhirnya saya ikuti dengan tujuan ingin memastikan apakah pola hidup yang selama ini saya jalani sudah tepat atau belum. Karena selama 1 dekade belakangan saya sudah mencoba hidup lebih sehat: menghindari begadang, berolahraga rutin, makan makan yang lebih sehat, dan sebagainya.
Jika memang pola hidup saya sudah tepat, mungkin saya bisa meyakinkan lebih banyak orang di luar sana untuk mengubah pola hidup mereka agar menjadi lebih seimbang dan sehat lagi.
Persiapan tes kesuburan ini cuma tidak berejakulasi selama 2-7 hari lamanya. Tidak terlalu lama karena jika terlalu lama memang volume air mani bakal lebih banyak tapi juga jumlah sel sperma yang mati juga makin banyak. Sementara jika kurang dari dua hari juga bisa banyak sel sperma yang kurang matang. Volume air mani juga bisa cuma sedikit.
Di Bocah Indonesia, pengambilan sampel air mani sendiri dilakukan di sebuah ruangan khusus yang dilengkapi layar televisi pemutar video dan juga kamar mandi untuk membersihkan diri sehabis ejakulasi. Karena saat ejakulasi, bisa jadi muncrat ke mana-mana.
Bagi yang muslim, tentu bisa langsung mandi wajib agar setelahnya bisa salat. Karena mengeluarkan sperma termasuk hadas besar dan harus membersihkan diri secara tuntas dengan mandi besar.
Untungnya di kamar mandinya sudah ada sabun, shampoo dan shower sehingga aktivitas pembersihan sangat mudah.
Yang mungkin agar mencemaskan ialah ruangan pengumpulan sampel ini bersebelahan dengan lab perawat (yang semuanya perempuan) dan juga ruangan dokter spesialis adrologi. Dan cukup cemas juga apakah akan terdengar dari luar. Haha.
Tiap pasien diberi waktu setidaknya 30 menit untuk mengeluarkan air maninya. Jika tidak bisa juga, katanya bakal diberikan lubricant atau cairan pelumas.
Memang agak tricky karena melakukan onani di ruangan yang asing bisa memengaruhi kondisi psikologis pasien juga.
Nah, setelah air mani dikumpulkan di wadah steril, pasien diberikan lembaran yang harus diisi tentang waktu pengumpulan sampel, apakah ada yang tercecer atau tidak. Ini karena volume air mani yang keluar sekali ejakulasi juga dihitung dalam kesuburan pria.
Hasil dikirimkan via email 3 jam kemudian. Angka-angkanya akan dibandingkan dengan standar keluaran WHO tahun 2021. Dan di sini pasien bisa menebak-nebak bahwa jika ada yang ditandai maka artinya ia perlu berkonsultasi lebih lanjut dengan androlog soal perbaikan mutu sperma agar bisa berpeluang lebih cepat punya anak.
Setiap pria setidaknya perlu melakoni tes ini agar mengetahui betul kesuburan mereka dan kondisi kesehatan mereka secara umum. Karena kesuburan juga ada kaitannya dengan kesehatan.
Jika memang ada yang perlu diperbaiki dalam pola hidup, androlog akan menyarankan intervensi yang diperlukan.
Bagi Anda pria yang masih subur, bersyukurlah karena masih bisa memiliki anak. Tapi ingat juga bahwa menjadi ayah bukanah sekadar kemampuan menghamili seorang perempuan tetapi juga apakah setelah bayi itu lahir, ayah biologis ini juga bisa membesarkan dan mendidik anak itu sebaik-baiknya untuk menjadi manusia yang berkualitas. Tidak sekadar lahir, hidup, dan sudah. Tapi setidaknya kehadirannya bisa bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya.
Bagi pria, ceklah kesuburan Anda apalagi jika ingin punya anak karena jangan sampai menuduh istri Anda tidak subur padahal sperma Anda sendiri yang kurang subur. (*/)
Leave a Reply