Hunian Idaman di Pedalaman Hutan

Scholar’s Library, New York, USA. Designed by Gluck+ (Photo: @steffan on Instagram)

MELIHAT foto-foto hasil rancangan firma arsitektur Amerika GLUCK+ di atas, rasanya ingin pindah ke dalamnya. Tak peduli belum ada ATM BCA di sekitarnya, belum ada AlfaMart atau Indomaret, belum ada sambungan listrik (karena bisa pakai panel surya), belum ada wifi pun tak masalah.

Asal ada koleksi buku kesukaan, pepohonan, dan ruangan yang bersih, rapi untuk berteduh dan membaca dan membaringkan badan dan buang hajat tentunya.

Senang rasanya hidup di antara rumah yang desainnya rapi dan tak banyak pernak-pernik yang memusingkan kepala dan netra, menyisakan banyak ruang sehingga pikiran jadi lega, tak disesaki dengan barang-barang yang sebenarnya tak diperlukan.

Firma arsitektur ini konon dinamai berdasarkan nama Peter Gluck dan Mitra Arsitekturnya. Tanda plus sendiri menandakan mereka bersikap inklusif. Mereka berupaya mengakomodasi semua selera dan kebutuhan berbeda orang-orang yang majemuk.

Gluck masih menjadi petinggi di firma ini. Ia lulusan Yale University dan memiliki gelar Master Arsitektur dari Yale School of Art and Architecture di tahun 1965. Ia pernah ke Tokyo dan merancang proyek besat untuk konstruksi Jepang sehingga tak diragukan ia terpengaruh oleh estetika tradisional Jepang tapi juga memiliki ciri modern yang efisien dalam desainnya. (*/)