LinkedIn Buktikan Blogging Tidak Akan Pernah Mati

‎Saya benci judul yang terlalu bombastis, tetapi untuk kali ini saja, saya pikir saya HARUS. Kalau diedit menjadi lebih lunak, judul di atas akan berbunyi:”LinkedIn Buktikan Blogging Masih Perlu”. Seperti itulah. Hari ini saya resmi menulis blog di sini selama 4 tahun persis. Sebuah pencapaian pribadi yang cukup membanggakan, bagi diri sendiri setidaknya. Kalau orang…

‎Saya benci judul yang terlalu bombastis, tetapi untuk kali ini saja, saya pikir saya HARUS. Kalau diedit menjadi lebih lunak, judul di atas akan berbunyi:”LinkedIn Buktikan Blogging Masih Perlu”. Seperti itulah.

Hari ini saya resmi menulis blog di sini selama 4 tahun persis. Sebuah pencapaian pribadi yang cukup membanggakan, bagi diri sendiri setidaknya. Kalau orang aktif selama bertahun-tahun di Facebook, Twitter atau Google Plus mungkin terdengar hebat. Tetapi yang lebih hebat lagi adalah menulis blog selama bertahun-tahun tanpa lelah mengenai tema tertentu. Saya bukan sedang membanggakan diri dan blog ini. Sama sekali tidak. Blog ini bukan blog profesional. Lihat saja domainnya. Temanya saja gratis. Hosting cuma-cuma. Semua gratis. Tema-tema tulisannya tidak menentu. Kadang yoga, kadang social media, kadang jurnalisme, kadang pepesan kosong, sesekali politik, fiksi, dan sebagainya. Saya kadang cuma mengunggah gambar tanpa teks atau cuma sebuah video dengan penjelasan singkat. Benar-benar tanpa perencanaan. Semuanya spontan saja.

Tetapi awal mula bersentuhan dengan dunia blogging adalah tahun 2009. Tahun itu menandai lebih intensnya saya menekuni blogging. Waktu luang yang melimpah, sebuah laptop dan modem dial-up Smart yang berkecepatan siput berhasil membuat saya kecanduan blogging. ‎Dari bangun pagi hingga dini hari, sering saya terpaku di kursi untuk menulis. Sembari bermain jejaring sosial Twitter dan Facebook, saya pastikan blog saya terisi tulisan baru yang kemudian siap saya promosikan dengan blogwalking (membaca, meninggalkan komentar dan berdikusi dengan blogger lain).

Hari ini pula saya diundang oleh LinkedIn untuk mempublikasikan konten saya di sana. Rupanya, usut punya usut LinkedIn sudah mulai memfasilitasi aktivitas blogging juga sejak beberapa waktu lalu. Mereka tampak bertekad memupuk tingkat kekayaan dan keragaman konten di sini. Kalau bisa saya bandingkan, fitur ini mirip notes di Facebook secara sekilas. Menulis blog di LinkedIn lebih mudah sehingga cocok bagi siapa saja yang merasa gagap teknologi.

Apa yang dilakukan LinkedIn ini bagi saya menjadi pembuktian bahwa blog tidak akan pernah usang. Inilah ‘fitrah’ para pengguna Internet, yaitu membangun interaksi dan tidak ada yang lebih mengasyikkan daripada berbincang dengan teman akrab di rumah kita sendiri. Rumah itu adalah blog. Anda bisa membangun koneksi di mana-mana, berkenalan dengan orang baru di berbagai tempat di seluruh penjuru dunia tetapi mereka yang istimewa pastilah menyempatkan diri ke rumah Anda, blog Anda.

IMG_3469.PNG

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.